Selasa, 06 Agustus 2013

Notes48 : Desa Itu Desa Salakaria

Kuliah tak selama harus berada dalam lingkungan kampus, begitu pula pelajaran yang didapat tidak selalu harus diberikan oleh para bapak ibu dosen. Universitas Padjadjaran memberikan peluang bagi kami, termasuk saya, yaitu para mahasiswa tingkat 3 untuk dapat menyerap segala ilmu yang pastinya bertebaran di bumi ini. Tak terkecuali ilmu yang hilir mudik berlarian di suatu desa yang tak pernah saya kunjungi dan kenali sebelumnya, Desa Salakaria.


Desa Salakari adalah salah satu desa dari 6 desa yang terdapat di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis. Menurut saya desa ini cukup besar, terdiri atas 8 dusun yaitu : Hilir, Mekarjaya, Girang, Pasirnagara, Pasirbentang, Karang Tengah, Sukarasa dan dikepalai oleh kepala dusun yang dipilih secara musyawarah oleh masyarakat tiap dusun. Kepala Desa Salakaria, Pak Edy, kurang lebih sudah 6 tahun menjabat menjadi kepala desa dan memimpin desa ini dengan baik. Pak Apipudin sekarang menggantikan pak Edy sebagai kepala desa dikarenakan beliau mengundurkan diri disebabkan keinginannya untuk melanjutkan karir politiknya ke kancah perwakilan rakyat tingkat kabupaten tahun 2013 ini. Selain itu terdapat beberapa lembaga masyarakat, diantaranya Badan Permusyawaratan Daerah (BPD), Karang Taruna, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan Kelompok Tani.

Desa Salakaria merupakan salah satu desa di Indonesia dengan mayoritas penduduknya bekerja di bidang pertanian. Bila kita berkunjung kesana, kita dapat melihat sawah puluhan hektar terbentang di beberapa titik serta banyaknya pepohonan rindang yang semakin membuat daerah ini terlihat hijau. Dan kala itu saya datang di saat panen tiba. Luar biasa sekali warga desa bersemangat dalam memanen hasil tanam mereka yang alhamdulillah sudah menunjukan hasilnya yang baik. Tak hanya padi, desa salakaria kaya akan hasil pertanian lainnya yaitu jagung, ubi, mentimun, dsb. Permasalahan yang terdapat di sektor pertanian meliputi modal untuk pembelian bibit serta pengelolaan tanaman dari serangan hama. Kurangnya pengetahuan dan keahlian dalam menangani serangan hama, menjadi salah satu faktor yang dapat menurunkan kualitas tanaman warga.

Desa yang berprestasi di tingkat kabupaten dalam perihal pembayaran Pajak Bumi Bangunan (PBB) beberapa tahun terakhir ini, tak hanya aktif dalam bidang pertanian. Sektor peternakan dan perikanan sedang mulai dikembangkan. Hewan ternak yang dibiakkan di desa ini adalah ayam, domba, dan sapi. Untuk sektor perikanan, ikan mujair dan gurame menjadi pilihan untuk dibiakkan. Memang masih terdapat berbagai persoalan dalam kedua sektor yang tengah dikembangkan ini misalnya adalah pengetahuan warga desa mengenai pengelolaan yang baik dan juga pengalaman dalam hal tersebut.

Mungkin saya dapat katakan bahwa Desa Salakaria, merupakan desa yang masih dapat kita sebut “desa yang sesungguhnya” dilihat dari kehidupan keseharian desa yang masih sederhana. Warga masyarakat menjunjung tinggi nilai silaturahmi dan keluarga. Tak heran bila warga desa ini begitu ramah dan baik terhadap sesama, tak terkecuali saya yang mungkin dapat dicap sebagai orang asing. Semangat dan aura keislaman sangatlah terasa di desa ini. Mengapa saya mengatakan itu dikarenakan program yang memang selalu berjalan tiap tahun ke tahun adalah pengajian umum yang relatif rutin dan sering dilakukan,  pengajian umum desa yang rutin dilakukan tiap bulan di salah satu dusun dan pengajian rutin mingguan di setiap dusun. Hal ini didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Terdapat 7 masjid jami’ dan 25 masjid kecil/mushola tersebar merata di setiap dusun. Tak heran bila setiap warganya ramah, agama mereka ternyata yang selalu menjaga dan mengingatkannya.


Desa ini begitu tenang dan damai. mungkin hanya sekali-kali terdengar ribut dikarenakan motor satu atau dua motor yang melintas di jalan pedesaan yang tidak begitu mulus. Warga-warganya ramah dan selalu menyapa kita semua, sang mahasiswa yang masuk desa. Banyak harapan dari mereka, dan syukur sekali diri ini, atas do’a mereka untuk kami. Selalu terucap dari mereka, “semoga sukses kuliahnya” atau “semoga lancar kuliahnya”. Itu do’a yang indah terucap dari warga yang mungkin baru pertama kali bertemu ataupun berbincang-bincang sejenak. Banyak sekali hikmah dan pembelajaran. Belajar tentang kesederhanaan dan kekeluargaan.

0 comments:

Posting Komentar

 
;