Jumat, 01 Januari 2016 0 comments

Notes71 : Rapat dan Lurus

Tak satupun yang berbeda antara malam ini dengan malam sebelumnya. Matahari masih tertidur, bulan sedang malu-malunya bersembunyi dalam selimut awan, dan bintang-bintang masih senang bertengger manis di tempatnya masing-masing. Yang berbeda hanya terasa lebih ramai saja dengan banyaknya kembang api yang melesat dan mewarnai langit gelap ini. Tak sedikit juga masyarakat yang masih terjaga sampai waktu fajar. Tak begitu jelas apa yang mereka nantikan. Hanya sayup-sayup terdengar teriakan menghitung mundur waktu menuju tengah malam.

Senang sekali dengan hitung mundur menuju pergantian tahun. Namun tak sedikit yang kadang lupa menghitung mundur waktunya di dunia. Akankah mentari esok masih dapat kita lihat saat kita dibuat terlelap tidur. Atau memang terlalu sombong untuk mengakui bahwa tubuh yang selama ini sedang dikenakan tak akan kembali menjadi tanah.

Pagelaran yang terasa sangat dimegah-megahkan tiap tahunnya. Tak pernah ada dasarnya mengapa perayaan tersebut begitu spesial. Hanya momen luapan euforia yang kembali membangkitkan kebiasaan untuk berlebih-lebihan dan sejatinya tidak begitu pantas melihat kondisi sekitar yang masih serba kekurangan.

Tak pernah ada yang melarang. Hanya menjadi sebuah kesia-siaan saja bila perayaan hanya sebatas amalan-amalan kosong atau bahkan sebuah kemaksiatan yang terlaknat sangat.

Apakakah ini juga merupakan bukti kurangnya atau bahkan tidak rapatnya shaf yang dikatakan seorang aktor yang melakoni seorang kyai dalam film semalam.



“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shaff : 4)

“Sungguh luruskanlah shaf kalian, atau (jika tidak) Allah akan benar-benar menimbulkan perselisihan di antara wajah-wajah kalian.” (HR Bukhari-Muslim)


Hikmah yang telah dititipkan dalam berbagai kejadian demi kejadian dalam hidup kita semoga tak kita hiraukan. Karena kebaikan selalu memiliki jalan untuk keluar dalam lubang sesempit apapun. Mungkin juga menjadi momen pengingat dan merupakan kesempatan untuk mengikat kembali silaturahmi yang sudah longgar.
 
;