Minggu, 13 Desember 2015 0 comments

Notes70 : Senyuman Para Pewaris

Menapaki sebuah jalan setapak yang biasa saja. Terlihat penuh dengan keramaian orang-orang yang tengah bergembira di bawah sinar matahari pagi. Merupakan sebuah anugerah indah yang masih dapat terasa sejak detik dimana mata ini terbangun menyambut dunia. Hawa dingin tak begitu terasa lagi dimana wajah-wajah cerah dan tawa dari para perantau dunia sedang asyik dengan kesibukannya memenuhi kilang-kilang kosong dalam hati dengan sebuah pengalaman yang manis. Tak hanya riuh sanak keluarga berlarian di tengah lapang, namun terdengar sayup-sayup semangat disertai hentakan langkah para pencari kebugaran. Terasa indah, terasa menakjubkan.

Menangkap hati para pencari kepuasaan lapar dan dahaga. Berbaris rapi dan rapat layaknya sebuah batalion perang yang siap menjajal kemampuan mangsanya. Tak hanya mereka siap akan mentalnya yang selalu tertekan, fisik yang kuat serta senjata-senjata sudah dibersiapkan untuk melawan rauman perut yang terdengar makin keras. Strategi yang bervariasi pun ditampilkan. Bagaimana seluruh panca indera dapat teralihkan adalah sasaran yang telah mereka targetkan jauh-jauh hari. Inilah peperangan pada pagi hari yang dipenuhi dengan indahnya perniagaan dan manisnya silaturahmi.
Minggu, 06 Desember 2015 2 comments

Komik (19) : Wahai Pemuda!

0 comments

Komik (18) : Menganiyaya Saudaranya

Selasa, 20 Oktober 2015 0 comments

Notes69 : Lupa Akan Suapan

Tak ada yang aneh dengan putusan untuk berhenti melangkah bersamamu
Sudah cukup keluh kesah yang kudengar, sudah jelas ratapanmu memenuhi wajahku
Ingin ku berhenti menatap rasa takutmu
Ingin ku merasa tak perlu mengenalmu

Menjadi sebuah patung bisu tak bernyawa
Memandang iba memandang amarah
Memanggil untuk menghardik, melihat untuk mengolok-olok
Tak berhenti, hanya sekedar berjalan mundur berpaling

Menawar racun dengan manisnya madu
Tetap terasa sakit tak terelakkan
Merasa jiwa terus terkhianati dan membatu
Hanya bisa memaki dan terdiam

Tak ada yang meminta untuk menjadi hewan potong
Tak ada yang meminta untuk merasa dilupakan
Mengapa senang sekali menggigit
Setelah gigimu kau rontokkan sendiri

Mengapa hanya menjadi bulan yang hilang saat terbit
Ketika bintang lebih terang dan tetap terjaga
Lupakah akan suapan-suapan terbaik yang telah kau makan
Menjadi gemuk yang tak berisi

Gambar : https://kicauan.files.wordpress.com/
0 comments

Komik (17) : Meminta Kematian


Senin, 05 Oktober 2015 0 comments

Notes68 : With great power comes great responsibility?

Ketika janji untuk mengubah realita dengan perbaikan diri dan transformasi sikap telah diucapkan, kebenaran akan niatan hanya dapat terlihat dari langkah kita berjalan. Menjadi salah satu yang spesial bukan hanya menjadi kesombongan diri, namun menjadi sebuah ujian karena sebuah kebun yang indah tak akan selamanya tetap indah bila tak ada yang merawat.

Tak cukupkah satu atau dua buah bekal untuk mengisi rasa lapar dan dahaga untuk menguatkan fisik kita menempuh sebuah perjalanan. Bekal yang kita dapatkan itu adalah bekal istimewa, namun mengapa terasa hambar dan tak menjadi sebuah alasan untuk bersyukur dengan melangkah lebih percaya diri dan bekerja lebih sungguh-sungguh. Karena tak semua orang diberikan bekal. Dan tak semua orang juga dapat diperlakukan istimewa. Karena keistimewaan  datang bersama dengan rasa hormat dan tanggung jawab. Mengapa kita manusia selalu tak paham dimana kita berpijak.

Bukan menjadi suatu halangan, bukan menjadi suatu beban ketika ekspektasi sudah terlanjut terlontar pada diri kita. Mengapa teriakan aspirasi yang menggema tidak bisa kita balas dengan senyuman dan rasa bangga. Apakah dunia selalu menjadi pegangan kita sehingga kita terlalu terjerumus akan kebohongan realita yang terpikir dalam kepala kita. Atau terlalu percaya atas bisikan-bisikan rasa takut dan kemalasan. Ataukah dunia akhirat itu sudah tak dapat kita percayai adanya dan hanya menjadi harapan semu untuk dapat bermain di Surga-Nya.


Umur mengingatkanmu untuk menjadi lebih dewasa dan lebih dapat menerima. Kematian menantimu di setiap ujung pilihan kehidupan. Tangisan dan jerih payah mereka adalah dukungan yang kau tak setiap saat dengar. Wahai para pemimpin yang telah diberikan anugerah dan kesempatan yang tak ternilai harganya. Mengapa permainan anak kecil ini masih senang kau mainkan. 
Kamis, 10 September 2015 0 comments

Komik (16) : Membantu, Melonggarkan, Menutupi


Selasa, 08 September 2015 0 comments

Komik (15) : Ghibah


Kamis, 27 Agustus 2015 0 comments

Komik (14) : Berbisik-bisik berdua


Rabu, 26 Agustus 2015 0 comments

Notes67: Jiwa Yang Sepi











Kepada jiwa yang terkadang ditutup oleh kesedihan
Janganlah merasa sepi dan mendatangkan ratapan
Memuja bukan mendapatkan harap
Menanti kepastian dengan do’a dan keikhlasan

Bukan menjadi beban untuk kita melangkah
Bukan menjadi kengerian saat memimpikan masa depan
Tak satu pun angan telah hilang ditelan masa
Tak satu pun bukti telah merenggut harapan-harapan jiwa

Wahai para jiwa-jiwa yang senang memohon
Berdiam diri tak selamanya berkata tak peduli
Ketika masa telah menunjukkan arahnya
Rasa malu ini adalah bentuk syukur kita

Memberi salam dengan penuh kasih sayang
Melantun indah di ujung bibir pendo’a
Meraih keridhoan dan keberkahan-Nya
Ku bersyukur padamu sang pencipta dan penjaga hati
Senin, 17 Agustus 2015 0 comments

Komik (13) : Menjadi Hamba-Nya Yang Terbaik


0 comments

Notes66: Dirgahayu Indonesia Ke-70

Mengecap arti sebuah kemerdekaan. Dimana kebebasan tak hanya menjadi hiasan tapi juga hilangnya rasa ketakutan serta tegaknya keadilan

Tersenyum dalam kesempitan dan bersyukur atas kelapangan. Tak perlu takut dan tak juga harusnya kita berputus asa. Walau kemerdekaan sesungguhnya masih jauh dari mata

Ujian akan terus hilir mudik menerjang. Bendera kemerdekaan akan selalu menjadi tujuan

Walau telah lama massa berganti. Walau makin melemahnya pijakan kaki-kaki kita. Masihlah kuat hati kita, masihlah membara-bara sorot mata kita

Sangat bernafsu untuk berjuang bukanlah hal yang salah, namun perjuangan melawan nafsu adalah tantangan tersendiri

Menikmati indahnya kemerdekaan dengan hangatnya silaturahmi persaudaraan, kesatuan dan saling menghargai

Baik pempin ataupun yang dipimpinnya. Jangan merasa rakus dengan hak yang hanya ingin dipenuhi, namun rakuslah untuk kewajibannya yang harus ditegakkan dan dijalani

Mengenang jauh jejak sejarah unntuk Meningkatkan potensi hari ini dan Meraih esok dengan penuh harapan

Generasi Masa Depan
Selasa, 11 Agustus 2015 0 comments

Komik (12) : Manisnya Cinta Karena Keimanan


Sabtu, 08 Agustus 2015 0 comments

Notes65 : Selamat Tinggal

Ada suatu pengingat tersendiri. Ada suatu panggilan tersendiri. Ada suatu kesenangan tersendiri. Ada suatu kesedihan tersendiri. Ada suatu ketakutan dan kebingungan tersendiri.

Meninggalkan suatu hal adalah bentuk dimana kita mencoba untuk menghilangkan keberadaan suatu hal dari sekitar kita. Memang putusan untuk meninggalkan sesuatu itu adalah hal yang berat. Mengapa? Karena kepastian akan kita dapat bertemu atau dapat melihat lagi hal yang kita tinggalkan nantinya di masa depan itu adalah hal yang hanya diputuskan oleh-Nya. Berarti bisa saja kita simpulkan bahwa mungkin kita tak dapat bertemu kembali, atau hanya bisa berharap dan berdo’a kan datang hari dimana kita dapat berkumpul dengan apa yang telah hilang.

Seperti meninggalkan suatu masa kecil yang penuh akan permainan-permainan tanpa beban hidup, ataupun meninggalkan masa remaja dimana penuh dengan lika-liku mencari jati diri dan pengendalian diri atas nafsu dan keegoisan diri. Banyak sekali masa yang telah kita tinggalkan sebagai seorang manusia. Setiap kita tinggalkan satu masa, maka masa baru akan membawa kita terlena akan kilauan godaan didalamnya. Melupakan hakekat dari tiap masa ke masa, melupakan harapan dari masa terdahulu. Walau begitu, setiap masa selalu memberi pelajaran setiap masa selalu pantas untuk dikenang.
Minggu, 10 Mei 2015 0 comments

Komik (11) : Syukuri Nikmat Sehat dan Waktu Luang


0 comments

Notes64 : Mulai Membenah Diri

Banyak sekali nikmat saat kita hidup di dunia ini, khususnya adalah pengalaman serta foto hidup di berbagai tempat di dunia ini. Seiring dengan berjalannya waktu dengan disertai iringan langkah kita untuk memahami dunia ini, sungguh tak satupun patut kita sesalkan dan ratapi, karena semuanya itu selalu berwarna dengan rentang warna dari hitam ke putih ataupun dari gelap ke arah yang lebih terang.

Mengenal manusia itu sangatlah sulit. Tapi itulah yang coba kita lakukan saat berkomunikasi dengan orang lain. Mengenal manusia ibaratnya tengah mengenal salah satu unit fungsional yang tengah berada di sekumpulan unit lain yang tengah bergerak beriringan, bersama-sama, bersatu dan saling melengkapi. Manusia memang terdiri atas sistem-sistem yang menggerakan fungsi-fungsi tubuhnya, namun saat kita memandang sekeliling manusia tersebut, sungguh takjub sekali bahwa manusia hanyalah sebagian kecil dari unit yang tengah berlarian di sistem yang dinamakan kehidupan. Sungguh luar biasa bagaimana ilahi menciptakan ini semua, bagaimana selaras, bagaimana mereka teratur. 

Dengan memaknai bahwa manusia merupakan bagian dari sistem yang luar biasa besar ini, patutlah kita coba memahami bahwa untuk merubah seorang manusia adalah hal yang sangat-sangat sulit. Banyak sekali tahapan serta tak lupa dukungan dari sang pencipta kita agar hal tersebut terjadi. Namun hal itu berbeda saat kita tengah mencoba untuk mengubah pribadi diri orang lain dengan pendekatan pribadi. Jangan lupa kita tengah berada di satu sistem, kita adalah bagian dari sistem tersebut. Bayangkan apa yang terjadi bila kita mengalami perubahan? Adakah dampak pada sistem tersebut?

Untuk membuat suatu perubahan, mulailah dari hal kecil, yaitu mulailah dari diri sendiri” suatu bentuk pernyataan banyak makna serta berat tuntutan dari pelaksanaannya. Pernyataan yang memaksa kita untuk melihat diri kita seutuhnya dan mengorek-ngorek segala kebaikan serta keburukan yang melekat pada diri kita. Nasihat yang tersimpan dari ungkapan tersebut sangatlah indah dan manis dan perlu kita pribadi perjuangkan. Dengan merasa terasing ataupun benci dengan buruknya lingkungan kita bukan menjadi diri kita tinggi atas segalanya atau baik di atas semua orang yang ada. Kita merupakan organisme yang tengah hidup diantara organisme lain. Kita berkumpul dan juga saling berjuang. Dengan hanya melihat dari sudut pandang pribadi kita saja adalah bentuk keegoisan dan juga penolakan tentang bagaimana kita diciptakan. Karena kita hidup hanya untuk menjadi abdi-Nya, dan karena hidup kita ini hanyalah tentap kita menyiapkan perbekalan di kenyataan yang sesungguhnya kelak.

Mengenal manusia adalah hal yang sulit. Karena kita tengah mencoba mengenal unit lain dalam sistem kehidupan ini dan memiliki peran serta kemampuan yang sama. Kita mungkin terlalu takut, terlalu malu, terlalu keras kepala, ataupun terlalu sulit untuk mengerti akan satu dengan yang lain. Mengubah seseorang itu bukanlah tidak mungkin, namun sulit. Pendekatan yang baik, komunikasi yang nyaman, serta pembinaan yang berkelanjutan menjadi kunci untuk menggebrak masalah-masalah dari bangsa kita ini.

Bukanlah seberapa banyak perubahan yang menjadi indikator untuk menunjukkan keberhasilan dari segala bentuk program yang telah kita rencanakan dan lakukan, namun seberapa banyak perubahan, seberapa banyak perkembangan, dan seberapa banyak ilmu yang kita peroleh dari prosesnya. Karena akhir bukanlah area kita untuk memilih, karena akhir adalah bentuk ekspresi yang menggambarkan putusan serta kepemilikan dari Allah semata. Kita hidup hanya untuk beribadah. Kita beribadah dan terus berdo’a. Mensyukuri bahwa kita masih bisa menerima nikmat hidup ini.


Live the life you love... Love the life you live...
Minggu, 18 Januari 2015 0 comments

Kata-kata #4 : Hidup

Bukan menjadi sebuah bintang tujuan untuk beramal
Bukan menjadi sebuah bahan perbincangan niat untuk menolong
Bukan menjadi sebuah kesombongan atas kelebihan diri
Bukan menjadi sebuah kelemahan menjadi seorang yang jujur

Kehidupan datang membawa syukur dan perjuangan
Kematian datang membawa peringatan dan pelajaran
Keberhasilan membawa kita ke satu titik tujuan baru
Ketidakpuasan tidaklah membawa kita untuk putus asa

Harapan-harapan atas kekurangan diri
Niatan-niatan untuk berbuah kebaikan yang baru
Hari-hari baru maupun lampau yang telah ditapaki
Banyak terisi ucap syukur dan banyak-banyak saling memaafkan

Apa yang kita dapat adalah apa yang kita tinggalkan
Apa yang kita peroleh adalah apa yang kita ikhlaskan untuk memberi
Dimana ada yang bertambah, maka akan ada yang berkurang
Dimana ada keburukan, maka masih ada ladang kebaikan untuk tumbuh

Banyak do’a untuk kita hidup
Tapi tak akan ada saat umur telah terkuras habis
Apakah kita dapat memanggil nama-Nya di detik-detik akhir kita

Apakah kita bisa bertemu dengan-Nya kelak di akhirat nanti

Kita masih hidup dan berdiri

 
;