Hari yang indah. Bukan hari yang pantas untuk
disia-siakan untuk tiduran lagi di kasur yang empuk itu. Matahari mulai mencoba
untuk terbit dan bersinar dengan leluasa tanpa ada iringan awan yang kadang
menghalangi pancaran cahayanya. Pagi dingin pun mulai menghangat dan membangunkan
para penidur yang terlalu terlelap oleh rayuan mimpi. Waktunya sudah tiba untuk
bangun untuk Manusia Kecil. Apa yang mungkin terjadi hari ini. Hhmm...
sepertinya tak ada satupun yang tahu.
Manusia Kecil terbangun akibat suara gaduh di
luar rumahnya. Apa gerangan yang dapat menimbulkan suara ribut itu. Matanya
sedikit merah, rambutnya masih terlihat semrawut dan jalannya masih
sempoyongan. Dia berjalan terkantuk-kantuk menuju jendela kamarnya untuk
memastikan sumber suara yang telah menariknya keluar dari ranjangnya yang
empuk. Dia melihat keluar rumah dan mencari-cari suara gaduh itu. Kadang-kadang
dia menggosok-gosok matanya untuk segera bangun dari kantuknya. Hhmm... tapi
dia tak menemukan sumber suara itu. Wajahnya semakin cemberut. Lalu dia berlari
dan loncat kembali ke ranjangnya.
Kembali matanya tertutup.
Setelah beberapa saat ibunya datang dan
membangunkannya. “Hei anak manja, bangun yuk” sahut ibunya sambil memeluk
manusia kecil. “bentar lagi, ma” jawab dia. Ibunya mengambil selimut yang dari
tadi melindunginya dari sengatan dingin pagi itu dan segera merapikannya.
Manusia kecil tak tahan akan sengatan dingin itu dan terpaksa turun dari
ranjangnya. Ibunya hanya tersenyum kecil melihat wajahnya yang cemberut dan
sekali-kali menguap. “Udah sholat shubuh belum, de?” tanya ibunya. Manusia
kecil tersentak kaget. “Kalau mama tahu aku belum sholat bisa gawat ceritanya”
pikir dia. Lalu dia dengan lantang menjawab “Sudah dong, ma! tadi dede
ketiduran abis sholat”. “Oke, sekarang cepet mandi sana, bentar lagi mau
sekolah kan?” pinta ibunya. Manusia Kecil senang karena telah mengelabui
ibunya. “yes!” pikirnya dalam hati. Lalu dia pun berlari ke kamar mandi.
Semua sudah siap. Sarapan sudah, tas sudah
lengkap dengan buku-buku mata pelajaran hari ini dan pastinya uang sudah nempel
di dalam saku seragam hehe. Setelah mencium tangan ibunya dia pun memberi salam
dan berjalan menuju sekolah.
Sekolah tak begitu jauh. Hanya berjalan 15
menit saja dia sudah sampai di sekolah. Waktu itu pukul 6.30, tapi sekolah
masihlah terlihat sepi. “jam segini kok masih sepi ya?” pikirnya. Lalu dia
masuk ke ruang kelasnya. Tak satupun temannya berada di sana. “Loh kok?”
Manusia kecil menyimpan tas kecilnya dan berjalan keluar ruang kelasnya. Dia
berjalan-jalan di sekitar sekolahnya namun tak menemukan satupun orang berjalan
di lorong ataupun di ruangan lain. Semakin bingunglah Manusia Kecil.
Manusia kecil kembali ke ruang kelasnya
dengan perasaan gelisah dan bingung. Kemanakah orang-orang hari ini. Detik demi
detik berlalu. Menit demi menit berlalu. Tak satu pun orang datang untuk
menemaninya di ruang kelas yang cukup besar itu. Manusia kecil semakin gelisah
dan takut.
Waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi dan
seharusnya kelas sudah dimulai. Tapi satu gurupun tak ada yang ia lihat.
Tiba-tiba ada suara aneh yang memecah kesunyian. Manusia Kecil tersentak kaget
dan memeluk tas sambil menutup matanya. “Suara apa itu?” tanyanya dalam hati.
Dia melihat ke sekeliling ruang kelas. Tak ada tanda-tanda asal suara itu.
Tiba-tiba suara itu kembali muncul. Perasaan kaget dan takut semakin
menjadi-jadi. Manusia Kecil pun berlari keluar ruang kelas untuk menyelamatkan
diri. Wajahnya pucat dan berkeringat. Air matanya mulai menggenangi kedua
matanya. Hanya satu yang terpikir di benaknya. Ibunya. Dia berlari kencang
menuju rumah sambil berteriak memanggil ibunya.
Dalam perjalanan pulang dia menyadari bahwa
jalan yang ia lewati itu terlalu sepi. Lampu di rumah-rumah dan toko-toko
padam. Tak ada seorangpun yang ia lihat ada di jalanan. Mobil dan motorpun tak
ada satupun yang melewati jalan itu. Rasa takut itu makin menguasainya. Dia
berlari sekencang-kencangnya menuju rumahnya. Wajahnya pucat dan air matanya
mulai mengalir membasahi pipinya.
Tak ada kata hati-hati dalam kamusnya saat
itu. Dia berlari kencang bak peserta olimpiade cabang lari sprint. Namun tiba-tiba kakinya tersandung sesuatu. Dia kaget.
Badannya melayang sejenak di udara. Wajahnya cemas bercampur takut. Dia
menukik. Dan akhirnya dia jatuh.
“Duk!” terdengar suara benda keras jatuh.
“Kenapa, de?” tanya seseorang di sampingnya.
“ini dimana?” tanya manusia kecil. “Ya di rumahlah” jawab orang itu. Manusia
Kecil terdiam sesaat. Dia masing bingung atas apa yang terjadi. Lalu dia
mengamati orang yang ada di sampingnya. “Eh mama?” kata Manusia Kecil. “Ya
emang siapa lagi de kalau bukan mama? Udah sholat shubuh belum, tuh udah jam 5”
kata ibunya. “Belum, ma” jawab manusia kecil malu.
0 comments:
Posting Komentar