Mengawali tahun di 2013 ini beberapa kampus tengah
sibuk memulai ujian akhir semester ganjil. Ya ini merupakan momen yang luar
biasa dimana kita dipaksa untuk giat mereview
kembali segala bentuk ilmu yang kita peroleh di semester ini. Pastinya lupa
adalah hal yang sering kita agung-agungkan saat ujian akan datang. Mengapa? Mari
kita coba kembali ke realita. Ketika ditanya tentang bahasan pelajaran yang
telah kita telah pelajari sebelumnya oleh seorang teman ataupun dosen/staf
pengajar, apa yang sering teucap oleh kita? Pastinya kata lupa. Heran mengapa
kata itu yang sering terucap, apa yang salah sehingga kita sering lupa,
khususnya dalam duniap belajar-mengajar adalah lupa tentang bahasan materi yang
telah kita pelajari. Pertanyaan yang sering timbul setelah itu adalah “Sebenarnya
apakah kita dulu memang pernah mempelajarinya?”, “Serius ingin belajar tidakkah
kita waktu itu?”, ataukah memang diri kita ini yang kurang kompeten dalam
mengingat suatu hal atau memahami isi pelajaran tersebut.
Dengan raut wajah cemas hanya bisa tersenyum.
Senyuman yang memperolok-olokan kebodohan kita dan kecemasan yang menggambarkan kehawatiran kita tentang
bagaimana nasib kita nanti bila hal ini terus terulang.
Mungkin vitamin yang sangat manjur dalam keadaan ini
adalah semangat.
Semangat memang suatu hal yang abstrak. Sumbernya
itu tak jelas darimana kita dapat temukan. Tapi mari kita lihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
semangat memiliki banyak definisi, yaitu : roh kehidupan yg menjiwai segala makhluk,
baik hidup maupun mati (menurut kepercayaan orang dulu dapat memberi kekuatan); atau seluruh
kehidupan batin manusia; kekuatan
(kegembiraan, gairah) batin. Dari pengertian tersebut kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa semangat itu berasal dari ruh kita atau jiwa kita
dan semangat itu adalah bagian dari ruh yang didalamnya terdapat suatu kekuatan
batin (gairah). Oleh karena itu mengapa semangat merupakan suplemen yang baik
bagi kita dalam menghadapi suatu kecemasan akan suatu hal. Kita mencoba untuk
memunculkan kembali sebgagian ruh kita untuk tetap berpikir positif sehingga tak
perlulah panik saat menghadapi ujian akhir, karena hal ujian akhir itu
merupakan salah satu dari banyaknya ujian yang pasti akan kita lalui di
kehidupan ini.
Semangat itu
kalau dapat kita analogikan ibarat baterai pada suatu mobil RC (Remote Control). Daya penggerak telah
tersedia, namun bila kita tidak coba nyalakan mesinnya dan mengendalikan
jalannya mobil itu, mobil mainan itu hanya akan diam untuk selamanya, tak ada
gerakan satu mili pun. Oleh karena itu marilah kita bersemangat.... ya bersemangat
dalam menyiapkan diri kita untuk ujian yang memang telah diset untuk kita. Tak hanya semangat saja, namun marilah juga bangkit
dan mulailah kembali bergerak. Saatnya membuat gerakan yang lebih cepat namun
stabil dan terarah.
”Hanya dirimulah orang terkuat yang bisa memperjuangkan dirimu..”
0 comments:
Posting Komentar