Sabtu, 05 Januari 2013

Notes30 : Me, You and Them


Aku, kamu dan juga mereka. Tak ada satu pun perbedaan yang terlalu berarti dilihat dari segi fisik kita sebagai seorang manusia. Allah telah menciptakan kita dalam keadaan yang sebaik-baiknya. Sebaik-baiknya yang Allah sendirilah yang tahu takaran nilai baik yang sebenarnya.

Egoisme atau pandangan mementingkan diri sendiri itu pastinya dimiliki oleh kita semua. Merasa kita lebih baik dibanding orang lain adalah hal yang sangat luar biasa indah. Bagaimana kita lebih baik dimana kita tak harus nampak dari luar. Secara diam-diam kita merasa bahwa kita lebih baik dari orang lain dalam hal tertentu pun tak dapat terelakan. Isi hati kita itu selalu jujur. Kebohongan adalah bentuk sikap atau usaha kita untuk mencoba mengelak kenyataan. Yaitu kenyataan bahwa hati ini selalu ingin berkata jujur.

Sebagaimana kita ketahui bahwa kita semua diciptakan dalam keadaan terbaik. Namun hal baik yang Allah berikan pada tiap orang itu beragam. Ada beberapa komponen ataupun aspek dimana seseorang itu lebih baik dari orang lain. Perbedaan nilai lebih inilah yang mendasari mengapa kita sering merasa iri hati. Ya mungkin inilah sejatinya manusia, kadang terjerat akan sifat ingin memiliki segalanya. Tak heran mengapa banyak sekali film-film ataupun cerita mengenai seberapa tamaknya manusia akan sesuatu, apakah itu harta, kekuasaan, keahlian, dsb. Oleh karena itu nilai ikhlas, syukur, dan juga rasa cukup memang patut kita pertanyakan.

Coba kita perhatikan kata membutuhkan dan menginginkan. Kata membutuhkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki definisi “sangat perlu menggunakan” sedangkan kata menginginkan memiliki definisi “menghendaki atau mengharapkan”. Ada apa dengan kedua kata tersebut? jawabannya itu adalah kita seharusnya lebih mementingkan kata membutuhkan dibandingkan kata menginginkan, Mengapa? Kita kadang selalu tergoda akan suatu hal dan terbesitlah suatu keinginan. Tak ada yang salah dengan menginginkan sesuatu, tapi kadang kita tak pernah berpikir apakan keinginan itu adalah hal yang sedang kita butuhkan saat itu. Kita terlalu berpikir terlalu jauh dan melupakan hal penting yang ada di depan mata kita. Tak ada upaya untuk memikirkan ulang apakah suatu hal itu kita butuhkan atau hanya kita inginkan. Karena suatu hal yang kita butuhkan adalah hal yang terpenting dan berpengaruh pada diri kita kedepannya di waktu itu, sedangkan hal yang kita inginkan itu hanyalah ilusi yang ingin segera kita wujudkan kala itu. Dan akhirnya kita lupa kita akan mencapainya kelak saat kebutuhan itu telah tercapai.

Waktu itu terasa cepat saat kita tengah asik dengan segala kesibukan harian kita. Kita kadang lupa dan tak terlalu memperhatikan seberapa lama waktu telah berjalan. Namun ada kalanya saat waktu itu terasa lama dan berat, yaitu saat kita tengah menunggu. Proses penantian itu pastinya membuat kita merasa bosan dan selalu bertanya-tanya, kapan keinginan kita kan terwujud, kapan ilusi-ilusi yang kita bayangkan akan menjadi nyata di dunia ini? Akankah waktu itu kan datang? Ataukah waktu itu tepat waktu? Hanya menunggu dan menunggu. Dan jangan lupa vitamin bernama kesabaran haruslah kita minum pada keadaan seperti itu.

Inilah kita, mahluk yang diciptakan dalam keadaan terbaik. Karena kita lebih baik, kita jatuh menjadi besar hati. Karena keunggulan itu, kita akhirnya bersaing dan iri satu dan lainnya. Karena keinginan untuk selalu memiliki, kita akhirnya terlalu terbebani untuk memenuhi keinginan sesaat yang tak berarti. Dan karena merasa lamanya kebaikan itu datang, kita pun mengenal putus asa dan rasa bosan.

Aku, kamu dan mereka memiliki banyak perbedaan. Namun jangan lupa bahwa kita pun sama. Yaitu sama-sama saling mengisi dan saling melengkapi.

0 comments:

Posting Komentar

 
;