Yah sabtu pagi dengan kondisi temperatur yang cukup
hangat. Bangun dari pelukan mimpi yang mungkin cukup memperlenakan kita
sehingga ruh kita tidak mau kembali ke dalam tubuh kita. Efek sakit kepala dan keadaan
tubuh yang kurang baik memaksa untuk tidur lebih cepat semalam, namun
alhamdulillah saya masih dapat terbangun saat adzan shubuh berkumandang. Hati
dan pikiran ini masih tetap memaksa untuk membangunkan kondisi fisik yang
kurang baik ini untuk tetap mengingat ilahi.
Terasa tidak nyaman di tenggorokan inilah yang dinamakan kata sakit, bentuk cobaan yang Allah berikan pada hamba dimana nikmat sehat tengah diputus oleh-Nya. Pastinya keadaan ini memang begitu tidak mengenakan dan sedikit membuat kita malas untuk bergerak. Timbulah pertanyaan, mana yang sakit, fisik atau ruh mu?
Terasa tidak nyaman di tenggorokan inilah yang dinamakan kata sakit, bentuk cobaan yang Allah berikan pada hamba dimana nikmat sehat tengah diputus oleh-Nya. Pastinya keadaan ini memang begitu tidak mengenakan dan sedikit membuat kita malas untuk bergerak. Timbulah pertanyaan, mana yang sakit, fisik atau ruh mu?
Keadaan fisik yang berkurang memberikan efek negatif yang
luar biasa pada hati dan pikiran kita bahwa kita tengah dalam kondisi yang tak
berdaya. Kita kadang berpikir cobaan ini begitu berat ketika impuls dari
rangsangan sakit mulai menjalar menuju otak dan kita mendefinisikan bahwa
keadaan kita tak mungkin untuk melakukan suatu perubahan.
“Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : "Kami telah
beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS Al-Ankabut (29) : 2)
“Do men think that they will be left alone on
saying, We believe, and not be tried?”
Astagfirullah, ini firman
Allah yang sangat jelas menjelaskan bahwa apakah keimanan yang kita miliki ini
akan menjauhkan kita dari segala macam ujian?
Dari
Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
“Wahai Rasulullah, manusia
manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
« الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
“Para Nabi, kemudian yang
semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi
agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula
ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas
agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan
di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR. Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024,
Ad Darimi no. 2783, Ahmad (1/185). Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa
At Tarhib no. 3402 mengatakan bahwa hadits ini shahih.)
Ujian akan selalu datang pada kita semua. Tidak
ada namanya masalah atau problem, hanyalah ujian yang Allah berikan kepada
umat-Nya agar mereka tetap selalu mengingat Allah dan bersyukur atas nikmat
yang telah diberkan-Nya.
“Dan apabila manusia itu
ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali
kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia
akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk
(menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah
untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah:
"Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya
kamu termasuk penghuni neraka". (QS Az-Zumar (39) : 8)
“And when distress afflicts a man he calls upon his Lord turning
to Him frequently; then when He makes him possess a favor from Him, he forgets
that for which he called upon Him before, and sets up rivals to Allah that he
may cause (men) to stray off from His path. Say: Enjoy yourself in your
ungratefulness a little, surely you are of the inmates of the fire”.
Inilah bentuk refleksi kita atas apa yang
telah diberikan Allah dan bagaimana kita menjawab pemberian-Nya yang luar biasa.
Renungan yang harus kita lakukan atas perbuatan kita selama ini. Akankah kita
kufur atas nikmat, akankah kita menyalahkan sang khaliq atas masalah nikmat
yang Allah sudah tau kemana dan kapan nikmat itu diberikan, dan ujian sekali
pun. Akankah kita bersyukur tentang apa pun kondisi yang kita dapat hari ini? Dan
apakah kata sabar tak ada di benak kita? Mau mulai bergerak walaupun dalam kondisi ? Jawaban ya, Insyaallah kita bisa, laa tahzan wa laa takhof innallaha ma'ana :D
“Katakanlah: "Hai
hamba-hamba-Ku yang beriman. Bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang
berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas.
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka
tanpa batas.” (QS Az-Zumar (39) : 10)
“Say: O my servants who believe! be careful of (your duty to) your
Lord; for those who do good in this world is good, and Allah's earth is
spacious; only the patient will be paid back their reward in full without
measure”.
0 comments:
Posting Komentar