Jumat, 02 November 2012

Notes12 : Berharap untuk senang atau berharap tetap senang


Menurut buku besar bahasa indonesia, kata senang memiliki definisipuas dan lega, tanpa rasa susah dan kecewa”.

Dilihat dari pengertian di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa senang itu pastinya adalah suatu keadaan yang luar biasa indah dan menyenangkan. Keinginan kita terpuaskan, rasa lega atas sesuatu, dan yang pasti kita tidak merasa terberatkan oleh sesuatu hal yang berujung kekecewaan diri.

Rasa senang pastinya ingin dimiliki oleh setiap orang. Perasaan yang luar biasa ini pastinya dapat membuat kita merasa indah dalam menjalani segala aktivitas keseharian kita tanpa harus membebani hati dengan hal-hal negatif yang dapat menurunkan tingkat output yang dapat kita keluarkan sebagai seorang manusia.


Kadang-kadang kita merasa malas dalam bekerja saat rasa senang itu tidak ada dalam diri kita. Dalam keseharian kita rasa malas muncul saat interest atau ketertarikan kita akan sesuatu mulai hilang. Kesenangan untuk mencapai hal itu pun tinggal di ujung tanduk.

Langkah yang mungkin diambil :
1)    Cari tempat yang menyenangkan
2)    Membuat diri senang di mana pun
3)    Gak usah dipikirin jalanin aj apa adanya

Cari kesenangan di tempat lain merupakan langkah awal yang biasa dilakukan. Hal ini dikarenakan faktor alami manusia yang ingin mencari kenyamanan untuk dirinya, insting untuk bertahan hidup memberikan sinyal dan tubuh kita menyesuaikan untuk mencari tempat yang kita rasa nyaman dan dapat memenuhi hasrat kita untuk senang. Sehingga pada kasus ini, kita selalu berharap dan berharap bahwa pasti ada tempat yang menurut pribadi kita memiliki kata “senang”. Sehingga modal dasar kita dalam pilihan ini adalah harapan untuk bisa senang. Namun tak sedikit orang yang tidak dapat menemukan tempat yang dirasa tepat bagi dirinya, hal ini dikarenakan tingkat ego dan pemikiran kita untuk mengambil keputusan terlalu banyak pertimbangan sehingga alhasil tak ada kemajuan dalam proses pencarian tersebut.

Poin kedua dimana pada keadaan tersebut kita telah memutuskan menarik kesenangan dimana pun kita berada. Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dapat senang, apakah itu faktor dari dalam (pribadi) ataupun luar (lingkungan). Dikarenakan faktor-faktor tersebut kita jadi terikat bahwa faktor-faktor tersebut harus terpenuhi terlebih dahulu untuk mencapai kesenangan. Sehingga pilihan kedua ini hanya terpikirkan ketika kita bisa memenuhi atau berusaha agar poin – poin tersebut terpenuhi. Proses gambling terjadi disini. Kita berjudi apakah kita akan mendapatkan kesenangan atau tidak dalam keperjalanan memenuhi kriteria yang membuat kita dapat merasa senang.

Poin terakhir adalah bentuk kepasrahan diri akan keadaan apapun. Apakah mau senang atau tidak, hal tersebut bukan suatu masalah yang dimiliki pribadi tersebut. Yang diprioritaskan adalah maksimalkan kinerja tanpa menimban apakah dalam keperjalanan tersebut kita merasa senang atau hasilnya dapat memuaskan diri kita. Hal ini mungkin berdampak negatif pada diri kita dikarenakan kita seperti robot yang bekerja dengan instruksi tanpa melibatkan hati. Kita melakukan apapun tanpa dasar sesuatu atau hanya berorientasi bahwa hidup kita itu hanyalah melakukan aktivitas tersebut tanpa mengambil hikmah pembelajaran untuk diri kita.

Semua poin tersebut mungkin pernah kita jalani di kehidupan kita sekarang. Tapi bisakah kita menggabungkan ketiga poin tersebut tanpa mengkotak-kotakannya adalah suatu tantangan. Pribadi kita ini pasti banyak kekurangan, tapi pasti kita memiliki kelebihan dalam aspek tertentu juga. Nilai keseimbangan pada diri kita diperlukan apakah dalam konteks pemikiran, jiwa, ataupun jasmani kita. Mendewasakan diri bahwa kita tak mungkin meraih sesuatu tanpa mengorbankan seseuatu perlu diterapkan, dalam konteks ini akankah kita dapat menerima apapun yang kita dapati sekarang dan merasa senang dan bersyukur atas nikmat tersebut.

0 comments:

Posting Komentar

 
;