Menapaki
sebuah jalan setapak yang biasa saja. Terlihat penuh dengan keramaian
orang-orang yang tengah bergembira di bawah sinar matahari pagi. Merupakan
sebuah anugerah indah yang masih dapat terasa sejak detik dimana mata ini
terbangun menyambut dunia. Hawa dingin tak begitu terasa lagi dimana
wajah-wajah cerah dan tawa dari para perantau dunia sedang asyik dengan
kesibukannya memenuhi kilang-kilang kosong dalam hati dengan sebuah pengalaman
yang manis. Tak hanya riuh sanak keluarga berlarian di tengah lapang, namun
terdengar sayup-sayup semangat disertai hentakan langkah para pencari
kebugaran. Terasa indah, terasa menakjubkan.
Menangkap
hati para pencari kepuasaan lapar dan dahaga. Berbaris rapi dan rapat layaknya
sebuah batalion perang yang siap menjajal kemampuan mangsanya. Tak hanya mereka
siap akan mentalnya yang selalu tertekan, fisik yang kuat serta senjata-senjata
sudah dibersiapkan untuk melawan rauman perut yang terdengar makin keras. Strategi
yang bervariasi pun ditampilkan. Bagaimana seluruh panca indera dapat
teralihkan adalah sasaran yang telah mereka targetkan jauh-jauh hari. Inilah
peperangan pada pagi hari yang dipenuhi dengan indahnya perniagaan dan manisnya
silaturahmi.
Menjadi
mata yang melihat segalanya. Mengamati bagaimana sebuah kehidupan saling
terikat satu dan lainnya. Apakah itu yang dinamakan persaudaraan, persahabatan
dan kesamaan. Mengalir tenang dan menyatu menjadi sebuah pusaran yang besar dan
kuat. Melawan berbagai rintangan yang tak hanya terdiri akan pepohonan ataupun
bebatuan. Menyebar ke segala arah, mengisi lapak-lapak kosong yang telah
disediakan penciptanya. Inilah potensi besar kita. Sebuah massa yang dapat
mengalir tanpa henti dengan modal pengikat bernama kesamaan.
Mengalir
dengan kuat dan beriama dari waktu ke waktu. Itulah aliran dari suara dan
gerakan para insani sang penakluk dan penjaga dunia. Menjadi sebuah pedang
bermata dua. Akankah melukai atau terluka. Akankah menjadi pelindung dan
penyelamat atau menjadi sumber dari kehancuran dirinya sendiri.
Merasa
butuh dan paham dari tujuan sebuah kepemimpinan. Tak hanya melukis indah masa
kini agar terlihat menarik, tapi juga merangkai sebuah alur kemajuan. Agar tak
lepas kendali dan mengalir tanpa tujuan. Karena mengawali hari ini dengan
persiapan lebih baik adanya dibanding mengambil sikap buta saat putusan harus
datang. Menapaki jalan-jalan pejuang. Bahu membahu membuat lukisan-lukisan
terbaik yang dapat dipajang rapi pada pagelaran seni bernama sejarah.
Sebuah
warisan dari para pelaku sejarah. Selalu terheran-heran akan putusan-putusan
yang mereka ambil. Tak sedikit yang merasa kekecewaan itu berasal datang
darinya, tapi tak juga sedikit yang meyakini bahwa langkah-langkah besar itu
merupakan hal yang menakjubkan dan membuat bulu kuduk merinding.
Terngiang-ngiang bagaimana sebuah perubahan bisa mereka ciptakan ketika hanya
kesulitan yang banyak mereka temui, hanyalah bekal bernama harapan yang mereka
pegang. Memimpikan kami para pelaku sejarah masa depan. Semoga keberkahan akan
ada di ujung jalan dari ikhtiar dan do’a yang mereka wariskan.
Akankah
kami menjadi sebuah generasi yang tahu akan indahnya akhlak yang baik dari
seorang manusia. Akankah kami menjadi pelaku-pelaku yang serba kekurangan tapi
selalu berpegang teguh untuk selalu meninggikan kepalanya dibanding kerendahan
hatinya. Akankah kami dapat meneruskan tongkat estafet bernama seruan untuk
berlaku baik, atau kami hanya akan menjadi pabrik-pabrik para perusak tali
silaturahmi dan kesatuan.
Melupakan
hakekat menjadi seorang insan dunia. Melupakan tujuan membentuk keluarga yang
diberkahi. Melupakan senyuman-senyuman indah para pewaris masa depan.
0 comments:
Posting Komentar