Ketika janji untuk mengubah realita dengan
perbaikan diri dan transformasi sikap telah diucapkan, kebenaran akan niatan
hanya dapat terlihat dari langkah kita berjalan. Menjadi salah satu yang
spesial bukan hanya menjadi kesombongan diri, namun menjadi sebuah ujian karena
sebuah kebun yang indah tak akan selamanya tetap indah bila tak ada yang
merawat.
Tak cukupkah satu atau dua buah bekal untuk mengisi
rasa lapar dan dahaga untuk menguatkan fisik kita menempuh sebuah perjalanan.
Bekal yang kita dapatkan itu adalah bekal istimewa, namun mengapa terasa hambar
dan tak menjadi sebuah alasan untuk bersyukur dengan melangkah lebih percaya
diri dan bekerja lebih sungguh-sungguh. Karena tak semua orang diberikan bekal.
Dan tak semua orang juga dapat diperlakukan istimewa. Karena keistimewaan datang bersama dengan rasa hormat dan tanggung
jawab. Mengapa kita manusia selalu tak paham dimana kita berpijak.
Bukan menjadi suatu halangan, bukan menjadi suatu
beban ketika ekspektasi sudah terlanjut terlontar pada diri kita. Mengapa teriakan
aspirasi yang menggema tidak bisa kita balas dengan senyuman dan rasa bangga.
Apakah dunia selalu menjadi pegangan kita sehingga kita terlalu terjerumus akan
kebohongan realita yang terpikir dalam kepala kita. Atau terlalu percaya atas
bisikan-bisikan rasa takut dan kemalasan. Ataukah dunia akhirat itu sudah tak
dapat kita percayai adanya dan hanya menjadi harapan semu untuk dapat bermain
di Surga-Nya.
Umur mengingatkanmu untuk menjadi lebih dewasa dan lebih dapat menerima. Kematian menantimu di setiap ujung pilihan kehidupan. Tangisan dan jerih
payah mereka adalah dukungan yang kau tak setiap saat dengar. Wahai para
pemimpin yang telah diberikan anugerah dan kesempatan yang tak ternilai harganya.
Mengapa permainan anak kecil ini masih senang kau mainkan.
0 comments:
Posting Komentar