Ada suatu pengingat tersendiri. Ada suatu panggilan
tersendiri. Ada suatu kesenangan tersendiri. Ada suatu kesedihan tersendiri.
Ada suatu ketakutan dan kebingungan tersendiri.
Meninggalkan suatu hal adalah bentuk dimana kita
mencoba untuk menghilangkan keberadaan suatu hal dari sekitar kita. Memang
putusan untuk meninggalkan sesuatu itu adalah hal yang berat. Mengapa? Karena
kepastian akan kita dapat bertemu atau dapat melihat lagi hal yang kita
tinggalkan nantinya di masa depan itu adalah hal yang hanya diputuskan
oleh-Nya. Berarti bisa saja kita simpulkan bahwa mungkin kita tak dapat bertemu
kembali, atau hanya bisa berharap dan berdo’a kan datang hari dimana kita dapat
berkumpul dengan apa yang telah hilang.
Seperti meninggalkan suatu masa kecil yang penuh
akan permainan-permainan tanpa beban hidup, ataupun meninggalkan masa remaja
dimana penuh dengan lika-liku mencari jati diri dan pengendalian diri atas
nafsu dan keegoisan diri. Banyak sekali masa yang telah kita tinggalkan sebagai
seorang manusia. Setiap kita tinggalkan satu masa, maka masa baru akan membawa
kita terlena akan kilauan godaan didalamnya. Melupakan hakekat dari tiap masa
ke masa, melupakan harapan dari masa terdahulu. Walau begitu, setiap masa
selalu memberi pelajaran setiap masa selalu pantas untuk dikenang.
Sungguh tak hanya dalam menanti sebuah pertemuan
kita perlu berbenah diri. Namun saat kita memutuskan untuk meninggalkan suatu
hal pun patutlah kita persiapkan baik-baik. Sebuah persiapan untuk meninggalkan
ketergantungan kita, menyesuaikan diri, beradaptasi akan dampak dari
ditinggalkannya suatu hal. Dan yang pasti dengan puncak dari segala usaha,
persiapan atas kehilangan hal tersebut adalah tergantikannya kehilangan dari
sesuatu yang kita tinggalkan. Ketika sudah saatnya kita tinggalkan sebuah
tujuan, maka tujuan baru haruslah tumbuh darinya. Karena dengan itu kita masih
terasa penuh, kita masih terasa lengkap, kita masih merasa hidup.
Sebuah hikmah saat meninggalkan suatu hal adalah
perubahan. Bentuk perubahan ini memang akan berbeda-beda. Setiap orang selalu
memiliki pilihan-pilihan jalan di depan matanya. Walau kadang kita lupa
perhatikan dan resapi maknanya. Dimana perubahan itu akan jatuh, apakah pada
sebuah kebaikan atau keburukan. Apakah sebuah ketetapan untuk meninggalkan akan
membawa rasa tenang dan senang, atau mendatangkan keterpurukan dan penyesalan.
Mungkin itulah bagaimana kita hijrah itu menjadi hal yang sangat dirindukan
dari hati-hati yang membatu dan ternoda.
Meninggalkan sesuatu pastinya memiliki dampak tak
hanya untuk diri sendiri namun siapapun atau apapun yang ada disekitarnya.
Karena sesuatu yang kita tinggalkan itu bisa saja terikat dengan nasib dan
hajat orang banyak. Pembelajaran untuk diri kita dalam tanggung jawab atas
apa-apa yang keluar dari tubuh kita dan itu adalah sebuah keharusan.
Barang yang hilang karena kita tinggalkan tak perlu
kita sesali.
Semua yang kita tinggalkan pastinya juga akan
kembali pada-Nya
Dan akan kembali atas ijin-Nya pula
Apa yang telah kita tinggalkan dapat menjadi awal
untuk kita jajaki sebagai pijakan-pijakan untuk melontarkan diri ke depan.
Menuju masa depan.
0 comments:
Posting Komentar