2.bp.blogspot.com |
Permintaan maaf adalah sebuah bentuk ungkapan
penyesalan dan pengakuan diri atas segala hal buruk yang pernah kita perbuat
terhadap seseorang. Kadang kita merasa canggung untuk meminta maaf terhadap
orang lain dikarenakan waktunya yang kurang tepatlah atau mungkin lebih ke arah
malu untuk berterus terang. Keinginan meminta maaf yang terus saja ditimbun
akan berubah menjadi perasaan malu yang luar biasa berat. Rasa malu terhadap
orang lain atas kebodohan kita akan menjadi rasa kecamuk di hati yang tak akan
padam sampai sampai permintaan maaf itu kita lakukan.
Perasaan malu untuk meminta maaf adalah hal
baik karena dengan begitu kita itu sadar atas segala perilaku buruk yang telah
kita lakukan selama ini. Hal tersebut merupakan kunci kita untuk dapat berterus
terang dengan diri kita atas kelakuan-kelakuan kita selama ini. Kita akhirnya
tak dibutakan oleh kepercayaan diri bahwa segala hal yang kita pikirkan dan
lakukan adalah suatu kebenaran mutlak. Begitu kita merasa malu, kita pastinya
ingin merubah kekurangan kita ataupun bila tak sanggup maka kita akan mencoba
menutupi keburukan kita dari orang lain. Hal positifnya adalah kita berusaha agar
keburukan yang kita miliki akhirnya tidak berdampak buruk dan mendzalimi orang
yang ada di sekitar kita.
Malu merupakan gerbang awal untuk memperbaiki
hubungan diri kita dengan orang lain. ketika seseorang melewati tahapan ini
dengan mulus dan berhasil mengendalikan rasa malu dalam dirinya, dia dapat
masuk fase dimana dia akan bertekad untuk berubah. Rasa malu akan diri kita
adalah bentuk cerminan diri bahwa kita telah memahami bahwa sejatinya tubuh dan
jiwa yang dilahirkan ke dunia atas izin-Nya, tidaklah lebih tinggi dari orang
lain yang ada di sekitar kita. Kita adalah manusia yang sering berbuat
kesalahan baik disengaja ataupun tidak. Rasa malu ini akan selalu menjaga kita
untuk tidak berbuat berlebih-lebihan sehingga kita belajar untuk menjadi
pribadi yang bisa bersikap rendah hati terhadap sesama. Karena maaf tak akan
terucap bila masih adanya kesombongna dalam hati kita. Karena kesombongan terus
melekat pada diri seseorang yang terus melihat ke atas dan merasa lebih tinggi
dari orang lain.
Meminta maaf kadang dinilai sebagai perilaku
mengumbar-ngumbar kelemahan kita di mata orang lain. Meminta maaf berlebihan
katanya sering membuat kita seperti orang bodoh yang tengah meminta belas
kasihan orang lain. Mungkin pemikiran-pemikiran muncul dikarenakan seringnya
kita berburuk sangka dan selalu menebak-nebak reaksi apa yang akan diberikan oleh
lawan bicara kita.
“Bagaimana kalau permintaan maaf kita tidak
dihiraukan? Bagaimana kalau orang tersebut marah dan tak mau memaafkan kita? atau
bagaimana bila dia sebenarnya tak marah dan hanya bercanda saja?” Akhirnya permintaan
maaf itu tidak perlu. Sadar kawan, pemikiran setiap orang itu berbeda. Tak selamanya
kita dapat menebak benar hati seseorang apakah sama setiap detiknya. Kita tak
perlu memikirkan hasilnya bagaiman dari sebuah permintaan maaf itu. Namanya juga
mau MINTA maaf, kalau gak dikasih emang kita mau ngeyel?
Permintaan bukanlah hal negatif atau buruk. Hal
itu merupakan cerminan dasar sebuah penyesalan atas bagian buruk yang kita miliki.
Bila kita tak memiliki rasa malu untuk meminta maaf, atau tak ada sedikitpun
niatan untuk meminta maaf atas segala kesalahan kita, apakah kesombong sudah
memakan habis hati kita sepenuhnya?
Malu dalam meminta maaf itu adalah hal wajar.
Dengan rasa malu akhirnya kita sadar akan titik lemah kita, dengan meminta maaf
kita mencegah kelemahan kita itu untuk merusak tali ikatan silaturahmi kita
dengan orang lain. Dan karena perasaan malu itu adalah sebagian dari Iman, dimana ia akan tetap menjaga kita agar menjauhi kemaksiatan.
Dari Abu Mas’ûd ‘Uqbah bin ‘Amr
al-Anshârî al-Badri radhiyallâhu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya salah satu perkara yang telah
diketahui oleh manusia dari kalimat kenabian terdahulu adalah, ‘Jika engkau tidak
malu, berbuatlah sesukamu.’” (HR. Bukhari)
“Barangsiapa pernah melakukan kedzaliman
terhadap saudaranya, baik menyangkut kehormatannya atau sesuatu yang lain, maka
hendaklah ia meminta dihalalkan darinya hari ini, sebelum dinar dan dirham
tidak berguna lagi (hari kiamat). (Kelak) jika dia memiliki amal shaleh, akan
diambil darinya seukuran kedzalimannya. Dan jika dia tidak mempunyaki kebaikan
(lagi) akan diambil dari keburukan saudara (yang didzalimi) kemudian dibenankan
kepadanya.” (HR. Bukhari)
0 comments:
Posting Komentar