Melihat
tapi tidak selamanya dapat menangkap segalanya. Banyak hal tersembunyi yang
kita lewatkan saat kita memandang, walaupun dengan tatapan penuh ketajaman dan
ketelitian yang tinggi, kita masihlah harus berusaha.
Semuanya
ada di sana namun kita tak pernah dapat mengerti dan memahami, karena rasa
berat untuk menerima ataupun ketidakpercayaan yang membuat kabur. Mungkin benar
mata hati selalu dapat membenarkan kedua mata yang selalu bercokol di kepala
kita, yang memperhatikan segalanya, yang memberikan kita nikmat untuk melihat.
Tapi tetap itu hanyalah sebuah masukan, putusan tetap kitalah yang memilih.
Bukan
berbicara tentang bayangan yang hanya bisa mengikuti arahan-arahan tubuh di
kala terik menyinari tubuh kita, namun kita tengah berbicara tentang hati yang
walau terus digempur oleh segala keburukan-keburukan akan tetap tidak bergeming.
Selalu ada celah untuknya untuk melawan. Inilah kotak rahasia yang diri kita
tak mau buka dengan ikhlas dan penuh rasa terima.
Selalu
ada perdebatan. Selalu ada ujian. Mungkin itulah yang membuat orang semakin
kuat. Atau mungkin itu yang membuat orang untuk ingat. Tak pernah dapat ditebak
apa yang kita dapati itu adalah sebuah anugerah, ujian ataupun bentuk hukuman
bagi kita. Karena telinga dan mata lebih banyak jumlahnya dibanding lidah yang
sangat terampil bersilat. Alangkah indahnya diam untuk saling memahami.
Kesedihan
mungkin datang saat keburukan, tapi dalam hal kebaikan pun tak jarang juga dia
datang. Rasa syukur mengingat-Nya berbeda dengan rasa nafsu untuk menangis karena
ingin melampiaskan bersyukur. Selalu saling menimpa, selalu saling membuat diri
kita merasa tinggi. Tinggi atas kedekatan atau tinggi atas rasa kemegahan.
Apakah itu benih-benih kesombongan dalam ketaatan.
Kemenangan
atas dunia. Kemenangan atas hari akhirat kelak. Yang manakah yang masih kita
lebih condongkan diri kita. Apakah kita lebih banyak menghias dunia semata-mata
karena untuk bekal akhirat, atau kita selalu berorientasi akhirat dan
mengkondisikan dunia. Walaupun berbeda-beda panggungnya dan apa pilihan yang
kita pegang. Janganlah kita sesali.
0 comments:
Posting Komentar