Jumat, 06 Mei 2016

Notes76 : Kembali Mengingat

Terlihat maju satu atau dua langkah. Tak terhitung komando yang telah ia langgar. Mungkin tabiatnya seperti itu atau mungkin ada suara-suara yang terus menyemangatinya. Apakah dia sudah gila atau dia tengah mencari perhatian. Sungguh sangat tak pantas untuk dipandang, sangatlah menodai gambaran-gambaran kebiasaan yang telah dirangkai. Sangat menakutkan, terpancar jelas darinya. Bila dipikir-pikir bukan dirinya yang menakutkan, tapi ketakutan atas kebenaran ucapan-ucapanyna yang hanya dengan melihatnya saja batin dan raga ini bergetar, walau pikiran selalu tak dapat mengakui.

Tak ada yang menyangka. Tak ada yang berpikir bahwa dirinya benar. Hanya keanehan yang terpancar darinya. Apakah itu dusta. Apakah itu hanyalah bualan dan bentuk fitnah yang bertebaran dari mulutnya yang tak ada henti-hentinya berteriak dan berucap. Walau terlihat matanya mungkin memerah dikarenakan rasa malunya. Tapi dia tidak diam. Dia masihlah terus melangkah di jalannya.

Siapa dia sebenarnya. Mengapa dia bersikeras. Apakah batu-batu yang dilempar padanya tak membuatnya jera. Apakah celaan-celaan yang berhamburan nampak di depan matanya dan yang mengendap-endap di belakang punggung lebarnya tak dapat membuatnya kembali sehat. Berpikir bahwa kegilaan yang ia tunjukkan harus segera menemui akhirnya.

Di luar dari kebiasaan. Di luar dari keburukan yang mendarah daging dan menjadi hal yang telah dimaklumi. Seakan hati nurani tertahan dan terkurung dalam jeruji besi. Semangat dalam hati akan perjuangan akan ketidakadilan sudah tak nampak. Mungkin dia tengah berjuang untuk kembali mengembalikan hal-hal yang hilang. Ya hal-hal yang telah membodohi kita, yang telah menodai kesucian dan kemurnian akan fitrah kita. Belajar untuk merenungi dan belajar untuk kembali menjadi seutuhnya manusia.

Terlihat getaran pada kakinya, terlihat paksaan untuk menjajal hasratnya. Bukan semata untuk dirinya, bukan semata-mata untuk membenarkan pemikirannya. Karena tujuan dari hasrat itu adalah rangkulan untukmu. Kebenaran atas segala bentuk pandanganmu tentang hidup ini. Tentang ilmu untuk memanusiakan kembali dirimu dan niatanmu.

Perjuangannya adalah berita kebaikan. Sebuah sejarah tentang tegaknya ilmu, tentang tegaknya kebenaran yang hakiki. Sebuah risalah yang benar dan menjadi rahmat untuk segala kehidupan.

Pemberani yang mengajarkan dan menunjukkan fitrah manusia, perilaku manusia, tujuan manusia, asal manusia dan tempat berakhirnya manusia.

Perjalananya dahulu yang luar biasa dan tak masuk nalar merupakan hikmah dan juga bukti kuasa-Nya yang perlu kita yakini. Yang telah memberikan kita kewajiban atas 5 waktu. Perjuangannya dan rasa malunya untuk meminta keringanan pada Rabb-Nya bukanlah hal yang enteng. Ya 5 waktu yang akan menjadi tiang penjaga kerinduan. Sebagai pengingat manusia akan penciptanya. Mengingat mengapa dirinya masih dapat berdiri.

Ketika kesabarannya telah jelas dibalas dengan kebaikan tanpa batas. Mengapa kita kadang tak mau mengambil contohnya dan malah bermain angkuh. Sejarah akan selalu terulang. Tak hanya hal yang buruk yang akan mendatangkan keburukan, tapi hal yang baik akan selalu mendatangkan kebaikan. Maka yakinlah atas jalanmu. Jalan lurus yang diberkahi-Nya.


0 comments:

Posting Komentar

 
;