Terlihat maju
satu atau dua langkah. Tak terhitung komando yang telah ia langgar. Mungkin tabiatnya
seperti itu atau mungkin ada suara-suara yang terus menyemangatinya. Apakah dia
sudah gila atau dia tengah mencari perhatian. Sungguh sangat tak pantas untuk
dipandang, sangatlah menodai gambaran-gambaran kebiasaan yang telah dirangkai. Sangat
menakutkan, terpancar jelas darinya. Bila dipikir-pikir bukan dirinya yang
menakutkan, tapi ketakutan atas kebenaran ucapan-ucapanyna yang hanya dengan
melihatnya saja batin dan raga ini bergetar, walau pikiran selalu tak dapat
mengakui.
Tak ada yang
menyangka. Tak ada yang berpikir bahwa dirinya benar. Hanya keanehan yang
terpancar darinya. Apakah itu dusta. Apakah itu hanyalah bualan dan bentuk
fitnah yang bertebaran dari mulutnya yang tak ada henti-hentinya berteriak dan
berucap. Walau terlihat matanya mungkin memerah dikarenakan rasa malunya. Tapi dia
tidak diam. Dia masihlah terus melangkah di jalannya.
Siapa dia
sebenarnya. Mengapa dia bersikeras. Apakah batu-batu yang dilempar padanya tak
membuatnya jera. Apakah celaan-celaan yang berhamburan nampak di depan matanya
dan yang mengendap-endap di belakang punggung lebarnya tak dapat membuatnya
kembali sehat. Berpikir bahwa kegilaan yang ia tunjukkan harus segera menemui
akhirnya.
Di luar dari
kebiasaan. Di luar dari keburukan yang mendarah daging dan menjadi hal yang
telah dimaklumi. Seakan hati nurani tertahan dan terkurung dalam jeruji besi. Semangat
dalam hati akan perjuangan akan ketidakadilan sudah tak nampak. Mungkin dia
tengah berjuang untuk kembali mengembalikan hal-hal yang hilang. Ya hal-hal
yang telah membodohi kita, yang telah menodai kesucian dan kemurnian akan
fitrah kita. Belajar untuk merenungi dan belajar untuk kembali menjadi
seutuhnya manusia.
Terlihat getaran
pada kakinya, terlihat paksaan untuk menjajal hasratnya. Bukan semata untuk
dirinya, bukan semata-mata untuk membenarkan pemikirannya. Karena tujuan dari
hasrat itu adalah rangkulan untukmu. Kebenaran atas segala bentuk pandanganmu
tentang hidup ini. Tentang ilmu untuk memanusiakan kembali dirimu dan niatanmu.
Perjuangannya
adalah berita kebaikan. Sebuah sejarah tentang tegaknya ilmu, tentang tegaknya
kebenaran yang hakiki. Sebuah risalah yang benar dan menjadi rahmat untuk
segala kehidupan.
Pemberani
yang mengajarkan dan menunjukkan fitrah manusia, perilaku manusia, tujuan manusia,
asal manusia dan tempat berakhirnya manusia.
Perjalananya
dahulu yang luar biasa dan tak masuk nalar merupakan hikmah dan juga bukti
kuasa-Nya yang perlu kita yakini. Yang telah memberikan kita kewajiban atas 5
waktu. Perjuangannya dan rasa malunya untuk meminta keringanan pada Rabb-Nya
bukanlah hal yang enteng. Ya 5 waktu yang akan menjadi tiang penjaga kerinduan.
Sebagai pengingat manusia akan penciptanya. Mengingat mengapa dirinya masih
dapat berdiri.
Ketika
kesabarannya telah jelas dibalas dengan kebaikan tanpa batas. Mengapa kita
kadang tak mau mengambil contohnya dan malah bermain angkuh. Sejarah akan
selalu terulang. Tak hanya hal yang buruk yang akan mendatangkan keburukan,
tapi hal yang baik akan selalu mendatangkan kebaikan. Maka yakinlah atas jalanmu.
Jalan lurus yang diberkahi-Nya.
0 comments:
Posting Komentar