Kadang kebenaran adalah hal yang sulit untuk
ditegakkan. Memang tak semudah dan tak sekeren film-film atau cerita-cerita
dalam buku tentang suatu perjuangan untuk membasmi para penjahat yang
merajalela di dunia ini. Realita hidup ini dapat terlihat begitu kompleks dan begitu
sederrhana. Sebenarnya apa yang dipermasalahkan dan menjadi inti kejahatan di
dunia ini? Apakah monster yang datang menyerang? Apakah alien yang menginvasi
bumi? Organisasi hitam yang berencana menguasai dunia atau menghancurkan
manusia? Ya mungkin bisa saja. Tak ada yang dapat menyangkal sebuah kemungkinan
walaupun dapat dikatakan tidak
mungkin.
Cerita-cerita perjuangan seorang Superhero itu pasti diakhiri dengan ending cerita yang bahagia. Ketika
seluruh pertikaian dapat terhentikan. Ketika seluruh biang kerok dari setiap
tindakan pembunuhan, pelecehan, penganiaian, penghancuran ataupun segala
kriminalitas dapat kembali kedasar kegelapan dan dunia kembali ke arah cahaya
kebahagiaan dan kedamaian. Itu mungkin hanya sebuah cerita ataupun fiksi yang dapat
dibuat setiap orang, namun apakah hal itu memang benar terjadi di realita hidup
kita yang tiap detiknya mendekati gigitan kematian? Mungkin sebagian besar akan
menjawab tidak tahu atau kurang tahu. Mirisnya kita pun enggan untuk mencari
tahu dan akhirnya tak menjawab bahkan bisa saja tak memperdulikan pertanyaan
besar tadi. Apakah dunia ini ada di awal atau akhir cerita? Apakah kita tengah
menuju akhir yang baik atau buruk?
Mungkin sering kita tidak memanusiakan diri
kita. Katanya manusia itu mahluk berakal dan bermoral dan memiliki derajat yang
tinggi. Kita memiliki akal untuk berpikir. Kita memiliki hati yang hangat untuk
sesama. Dan kita diberikan fisik yang terbaik. Namun kadang kita selalu
melanggar kenyataan yang ada, melanggar idealisme manusia, terlalu terbawa akan
nafsu, amarah dan pikiran negatif yang lahir atau dasar ketidakpuasan. Kadang
kita terlihat sama seperti hewan yang hidup berdasarkan naluri alami mereka.
Mereka mungkin memiliki pikirian, tapi mereka tidak dapat berpikir tentang reasoning yang harusnya tiap manusia
ketahui dan ingat. Yaitu alasan mengapa kita hidup di dunia ini. Mengapa kita
diciptakan?
Ketika manusia melupakan jati dirinya, apakah
kita masih dapat berteriak bahwa kita manusia? Apakah kita masih dapat berkata
bahwa kita lebih tinggi derajatnya dan lebih mulia dibandingkan sekelompok
domba yang tengah merumput di ladang? Realita dunia ini kejam dan dingin. Walau
mentari masih hangat menyapa kita setiap hari. Walaupun malam masih menyelimuti
mimpi-mimpi dalam tidur kita.
Hal yang benar dan hal yang salah akan selalu
bertarung di bumi yang tengah kita tapaki ini. Itu sunnatullah. Sikap adalah
jawaban. Bagaimana bersikap adalah pr hati dan akal pikiran kita.
“Sungguh unik
perkaranya orang mukmin, sesungguhnya seluruh perkaranya baik, dan itu tidaklah
dimiliki kecuali oleh orang mukmin. Apabila ia diberi nikmat, ia bersyukur, dan
ini baik baginya dan apabila ditimpa musibah, dia bersabar, dan ini baik pula
baginya.” (HR.
Muslim)
0 comments:
Posting Komentar