Sebuah
perjalanan yang mungkin pantas untuk terkenang. Langkah demi langkah penuh
dengan keberanian dan juga penuh akan risiko. Tapi tak ada yang pasti bila
perjalanan ini tak kita ambil, kawan.
Sudah begitu
banyak hal yang telah berubah. Kisah ini semakin hari semakin berat dan semakin
luas. Apakah hati ini masih tetap siap menerima, apakah pikiran ini masih
kosong untuk kita isi bersama. lihatlah apa yang ada di samping kiri dan kanan
kita, kawan.
Ketika hati
tak bisa berhenti untuk tetap termenung tentang semua perubahan. Ketika pikiran
terus menerus berputar untuk mencari alasan logis akan semuanya. Dan ketika
kesabaran jiwa untuk dapat terus berjalan kedepan masih tersisa. Masihkah kau
mau berjalan di sampingku, kawan.
Halaman demi
halaman buku ini terisi akan segala pengetahuan tentang dunia dan tentang
manusia. goresan pena yang tetap terus bergerak tanpa henti mengisi ribuan
kertas-kertas yang kita tak ketahui datangnya darimana. Mereka tetap melekat
pada punggung kita yang lemah ini, kawan.
Suara-suara
gelak tawa dan raungan kesedihan masihlah tetap menetap dalam ingatan. Tapi
langkah memang harus dipilih untuk berubah. Kemanakah lagi jalan bercabang ini
akan mempertemukan rasa rindu untuk bertemu, kawan.
Permintaan
maaf terlalu gampang terucap di bibir. Tapi perasaan untuk memaafkan tak begitu
banyak terasa di dalam hati-hati kita. Tak ada yang pasti sama di dunia yang tak
kekal ini. sebuah permulaan suatu saat akan menemui ujung akhirnya, kawan.
Dalam
lantunan do’a kita memuji dan memohon ampun. Dalam diam kita terus memuji dan
memohon ampun. Dalam tidur kita terus bermimpi tentang datangnya hari itu. Tak
ada yang sia-sia atas upaya kita, kawan.
Mulut memang
sangat mudah untuk malu dalam berucap. Namun tak semua ucapan lantas bersuara.
Gapaian tangan ini masihlah terus senan tiasa ada dan genggamannya akan terus
menguat. Apakah keraguan dan ketidakpuasan yang masih kau perhatikan, kawan.
Dunia selalu
sempit bagi mimpi-mimpi kita. Langit selalu begitu luas untuk melihat kucuran
keringat dan tangisan kita. Malam selalu gelap gulita untuk menutupi kelemahan
dan rasa bersalah kita. Namun matahari masih bersinar terang menyambut esok
hari, kawan.
Dimana yang
kau sebut kesalahan. Dimana yang kau sebut kelemahan. Dimana yang kau sebut
dengan ketidakpantasan. Dimana yang kau sebut dengan kerusakan.
Apakah
senyum palsu pantas kita mainkan.
Dan dimana
cinta dan kasih sayang itu kita coba sembunyikan.
0 comments:
Posting Komentar