Jumat, 01 Februari 2013

Notes36 : (01-13-1)

Bulan Januari 2013 telah usai, banyak hal yang mengisi keperjalanan sebulan awal di tahun ini. Yang sangat terasa pada minggu-minggu awal yang hangat dengan aura-aura ujian semester dan diakhiri dengan masa liburan di akhir bulan ini. Keperjalanan 31 hari lalu itu terisi dengan banyak hal yang beragam. InsyaAllah pelajaran yang dapat kita petik, khusunya saya di tiap harinya dapatlah berbeda, namun yang pasti sebagai pengingat, sebagai pembelajaran untuk kita di hari-hari berikutnya.

Minggu awal dimana maraknya euforia tahun baruan. Namun tak begitu terasa dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Mungkin karena minggu awal masuk perkuliahan merupakan minggu-minggu yang diisi ujian semester ganjil. Ya cukuplah tahun baru sebagai momen perubahan dan sebagai momen untuk evaluasi diri untuk menjadi lebih baik lagi di hari-hari berikutnya. Karena hal itu, liburan akhir tahun cukup tak hanya diisi dengan main-main, tapi persiapan untuk ujian, walaupun yang dipersiapkan sebenarnya lebih kearah hati ini yang masih saja denial bahwa ujian akan segera menghampiri. Tapi hal itu memaksa untuk liburan lebih berkualitas dengan memasukan jam-jam belajar yang kadang kita lupa masukan.

Inilah kampus saya yang dapat dibilang riweuh ketika musim ujian datang. Seperti badai besar yang datang menerjang, kita sebagai para peserta dididik dituntut untuk memaksimalkan kinerja dalam mempersiapkan diri bila tak mau terbawa arus dan hilang dibawa badai ujian. Selalu dan selalu, hanya 2 hal yang diuji dalam kasus ini. Ujian pikiran dan hati. Ujian pikiran meliputi ujian pemahaman, pengetahuan dan daya pikir kita dan ujian mental berisi uji kesabaran, keikhlasan, dsb. Double burden ini selalu datang. Bila pikiran sudah mentok dan hati sudah tak kuat menahan tekanan ya akhirnya timbul apa yang orang bilang sebagai galau dan stres.

Walaupun sedenial apa kita pada awalnya dalam menghadapi hal buruk apa pun, ternyata hal buruk itu terlewati dengan sangat cepat tanpa kita sadari. Mungkin momen-momen paling berat yang dirasakan diri ini adalah detik-detik hal itu datang dimana skenario terindah dan terburuk terus saling hantam dibenak pikiran ini. Tapi herannya setelah encounter  dengan hal itu, yaitu detik-detik setelahnya, timbulah rasa bingung, yaitu timbulnya petanyaan-pertanyaan aneh tentang mengapa terlalu riweuhnya akan hal yang belum terjadi dan terlalu percaya dengan sesuatu yang sebenarnya belum tentu sesuai dengan pemikiran kita itu. Ya itulah mungkin keanehan yang ada didiri kita, proyeksi yang kita gambarkan, ataupun deduksi yang kita duga tak pernah sepenuhnya sama dengan realita. Ya realita memang bukan milik kita. Itulah bukti bahwa realita ini masihlah dipegang oleh Sang Ilahi. Dugaan seorang manusia tak pernah ada yang benar, hal ini yang membuat saya kadang berpikir, janganlah terlalu menuntut ataupun bergantung pada manusia, karena hasil yang kita dapatkan mungkin adalah kekecewaan. Berbeda dengan berdo’a, mungkin saja dikabulkan saat itu juga, mungkin terkabul di lain waktu, ataupun do’a itu bermetamorfosis menjadi kebaikan yang banyak kita dapatkan dan kurang kita sadari karena dinilai tak sesuai dengan do’a itu.

Evaluasi Januari (1)

0 comments:

Posting Komentar

 
;