Pijakan ini pastinya basah oleh hujan tadi siang.
Tapi terasa janggal karena siang ini begitu cerah dan matahari pun masih tetap
ingin tersenyum manis dan sengatannya pastilah panas. Tapi anehnya, hujan tetap
turun kala itu. Saat dimana panas mendominasi tubuh, saat jus jeruk pastinya mantap
sekali diteguk sampai habis, dan di saat raga ini mulai terasa capek.
Capeknya badan ini memang tak dapat dipungkiri
lagi. Tapi batin ini masih bisa meronta untuk tetap bertahan. Ya batin yang
terisi oleh hati yang memang sangatlah susah untuk kita tebak. sekalipun raga
telah hancur, ingatan dan semangat masih menopang hatin untuk berjuang. Walau
secara nyata ketidakmungkinan itu pasti. Tapi hati masih bersikeras berkata
tidak. Walau raga sudah mengisyaratkan untuk berhenti, apakah hati juga akan
berhenti?
Berhenti sejenak memang bukanlah hal yang buruk.
Dengan berhenti kita dapat menyisihkan beberapa saat untuk berpikir dalam
keadaan relaks. Serta kita dapat melihat dengan jelas darimana awal langkah perjalanan
ini. Dapat kita lihat pula jauhnya jarak kita dengan tujuan kita, sudah dekat
atau masihkah jauh. Tak hanya untuk melihat-lihat saja, pemberhentian ini pun bertujuan
untuk membersihkan noda yang terciprat serta menodai celana panjang ini. Tapi hal
itu memang biasa saat berjalan di tanah yang basah. Tapi apakah noda itu dapat
secara penuh hilang?
Hilangnya noda itu memang kadang sulit. Mungkin
perlu sebuah pembersih terkuat yang bisa menghilangkannya. Kadang dicuci sampai
berulang kali pun, hasilnya tetaplah sama. Namun bila kita paksakan hanya akan
berakhir merusak tektur dari kain celana itu. Noda di salah satu sisi celanan
itu sungguh mengganggu. Walaupun kecil dan kadang tak terlalu diperhatikan
orang, tapi diri ini masih merasakan malu dan merasa kotor karenanya.
Kotorkah noda itu? Sepertinya tidak. Mengapa? Karena
zat kotor itu telah terbersihkan dan terbawa oleh air sabun itu. Tapi nodanya
masih nampak di sisi celana itu. Barang bukti hasil cipratan itu tak bisa kita
hilangkan. Tapi kita bisa ubah. Ya dengan mengubah warna celana itu agar
nodanya tersamarakan atau kita bisa jadikan noda itu sebagai motif celana. Alhasil
kita mendapatkan celana baru. Celana baru yang sebenarnya bernoda. Namun tak
terlalu dipikirkan. Noda itu telah memberi warna baru pada celana itu. Tak ada
rasa malu lagi untuk beraksi. Tapi dari kasus noda itu pelajaran untuk
berhati-hati dalam melangkah sudah didapatkan.
Tak ada lagi kecerobohan, tak ingin lagi kotoran itu menempel dan membekaskan
noda lainnya yang berbeda warna.
Hidup ini berwarna. Dilihat dari sisi manapun kita
melihat.
Tapi tak semua kita dapati secara serentak.
Masih banyak warna yang mungkin belum kita pernah
lihat. Masih banyak gambaran indah hasil perpaduan warna itu yang masih belum
kita temukan. Masih banyak waktu untuk bersyukur atas kemampuan kita untuk
dapat melihat warna itu. Masih ada masa depan serta ujung dari penantian dan
perjuangan kita yang masih belum jelas akan kita warnai apa dan akan
menghasilkan warna seperti apa. Dan karena segala kemungkinan itu masih ada. Warna
terindah yang kita cari masihlah menunggu disana.
0 comments:
Posting Komentar