Minggu, 12 Mei 2013

Notes44 : Prioritas Kita


Sungguh luar biasa seorang manusia itu pastinya memiliki berbagai aktivitas hariannya. Pilihan yang ada itu lebih banyak dibandingkan kemampuan kita untuk memilih. Dikarenakan keterbatasan kita untuk memilih pilihan-pilihan tadi, kata prioritas pun muncul.

Prioritas merupakan indikator dari pemahaman kita akan setiap pilihan yang muncul. Setiap orang bila ingin memilih sesuatu selalu menimbang-nimbang pilihan-pilihan yang bersinggungan. Pengetahuan akan pilihan-pilihan tersebut sangat mempengaruhi prioritas yang akan kita pegang. Contoh kasus bila kita bertemu dengan dua orang pemuda, yang satu adalah teman dekat kita dan yang satu adalah orang asing yang belum pernah kita temui sebelumnya. Maka mana yang akan kita coba ajak bicara terlebih dahulu? Pastinya kita akan memilih teman dekat kita. Mengapa kita memilih teman kita dibandingkan orang asing tadi? Apakah ini bentuk diskriminasi? Kita lebih memilih teman kita dikarenakan ilmu kita tentangnya sudahlah ada sedangkan ilmu siapa orang asing itu kurang atau tidak ada sama sekali. Jadi intinya Ilmu itu penting. Mengapa ? karena dengan ilmu itu kita dapat memilih dengan ilmu, dimana pilihan yang akan diambil dikarenakan dasar yang sudah jelas.

Selain keilmuan atas segala pilihan-pilihan yang ada, pemahaman itu sangatlah perlu. Tahu dan paham itu beda, namun saling melengkapi. Bila pengetahuan itu dibarengi kepahaman, ilmu itu akan dapat diamalkan dengan lebih baik. Al-Fahmu, pemahaman itu adalah bentuk pengartian kita, yaitu lebih tahu mengenai kandungan yang ada di dalam setiap pilihan. Apakah itu bersifatnya urgen dan penting, atau hanya bersifat cabang (furu’), baik untuk kepentingan diri sendiri atau penting untuk orang banyak.

فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ

الْفَسَادِ فِي الْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ ۗ وَاتَّبَعَ

الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ

“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.” (QS Hud : 116)

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْقِتَالِ ۚ إِنْ يَكُنْ

مِنْكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ ۚ وَإِنْ يَكُنْ

مِنْكُمْ مِائَةٌ يَغْلِبُوا أَلْفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ 

لَا يَفْقَهُونَ

“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.”(QS Al-Anfal : 65)

Ilmu dan pemahaman yang baik dan benar insyaAllah akan membantuk kita dalam memilih pilihan-pilihan yang ada. Dalam memilih tetaplah kita niatkan bahwa itu adalah pilihan yang tepat dan ikhtiar dan ikhlas bahwa itu yang terbaik sesuai dengan Al-Qur’an dan As-sunnah. Bagaimana bila hasil pilihan kita itu salah? Jawabannya hanya satu, hasil dari sebuah keputusan nantinya hanya Allah yang tahu. Allah mungkin sudah menetapkan hal itu, hanya ridho dan ikhlas keputusan-Nya pada akhirnya, itulah salah satu dari iman, yaitu iman atas segala keputusan-keputusan Allah.

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا

فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ

يَسِيرٌ لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ

ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS Al-Hadid : 22-23)


مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ 

سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ

وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi." (QS An-Nisa : 79)

0 comments:

Posting Komentar

 
;