
Demi
waktu yang terus berputar tanpa henti, dimana sejarah terus berkembang. Kisah
cinta itu nyata adanya. Walau cinta yang hakiki memang hanya untuk-Nya semata.
Tapi cinta terhadap lawan jenis adalah nikmat yang Dia berikan dan tak bisa
kita dustakan.
Yang
tak kan mungkin terlupa. Terekam jelas di kedua mata. Terukir jelas di dalam
pikiran. Dan hangatnya masih terasa di kulit yang semakin habis oleh waktu.
Menjadi
seorang pemuda pendiam. Yang tidak mengumbar-ngumbar bukti ketertarikan akan
lawan jenisnya itu tak mudah adanya. Karena nafsu dan bisikan-bisikan untuk
mengambil langkah pintas namun penuh noda-noda tak sekali hadir dibenaknya.
Suka dalam diam. Bertahan dari awal pandangan dan perkenalan. Sampai
detik-detik yang sulit untuk dihitung. Seumur hidupnya tak pernah ia mencoba
untuk menjalin kasih yang berujung zina. Kuatkan dan kuatkanlah selalu
pendiriannya.
Ketika
niatan lurus itu telah ditetapkan dalam hati. Sunnah rasul itu mulia. Tentang
jalan meraih kebahagian yang halal dan tak baik untuk ditunda-tunda. Berbekal
sujud di malam-malam sepi nan sahdu yang berisi do’a kepada Tuhannya. Bila
jodohnya memang dekat, maka dekatkanlah padanya. Bila waktunya tepat dan
kesiapannya masihlah kurang dimata manusia, maka semoga Allah cukupkan rezeki
untuknya dari segala arah.
Bagaimana
sang pencipta menjawab do’anya adalah sebuah cerita yang manis. Didekatkannya
pemuda itu dengan wali wanita pujaannya dalam rekayasa yang unik dan tidak
terduga-duga. Berawal dengan perkenalan dan pertemuan yang tak hanya sekali dengan
sang ibu. Bahkan menjadi jalinan silaturahmi yang cukup kuat. Yang membuat
pemuda terperangah dan bingung, apakah ini hanya sebuah kebetulan atau Tuhannya
tengah menunjukan sebuah perkara yang mulia. Tentang jawaban sebuah do’a yang
ia lantunkan.
Huznuzan
pada-Nya, namun tak sedikit pikirannya terisi pertanyaan akan putusan Tuhannya
yang Maha Pengasih dan Penyanyang. Dosa yang telah ia perbuat sangatlah banyak
dan bisa menenggelamkan dirinya. Kepedihan akan kebodohan masa lalu seakan-akan
tak percaya akan putusan-Nya yang tak sedikitpun merugikannya. Kemanakah rasa
syukur tersembunyi ketika Allah secara tegas bertanya dan mengulang-ngulang
tanya, “Nikmat tuhan kamu yang manakah lagi yang kamu dustakan?
Dengan
berbekal niatan baik, mencoba mempererat tali silaturahmi terhadap sang ibu
untuk dapat menjangkau tangan sang putri, akhirnya sang pemuda menyampaikan
maksudnya yang tersembunyi. Dengan segala keputusan telah ia percayakan kepada
Tuhannya yang Maha Adil. Keberanian itu tiba-tiba berkecamuk. Mungkin itu
secuil panggilan jihad yang hadir di dalam dadanya.
Allah
selalu memberikan kebaikan di atas kebaikan. Ketika itu sang putri ternyata
tengah berproses dengan pria lain. Itulah kenyataan yang tak bisa terelakan,
namun lega hati dirasa pemuda itu. Kisah cintanya yang dimulai dari diam dan
akhirnya ia katakan secara jujur kepada sang ibu sudah membuatnya cukup dan
bersyukur. Karena tahapan-tahapan ikhtiar telah ia coba selesaikan. Penat dalam
dadanya telah selesai ia keluarkan bukan dalam bentuk suatu keburukan.
Bagaimana akhirnya sudah tak begitu berarti. Karena hal baik yang ia peroleh
dapat dia keluarkan dengan perlakuan yang baik . Dan itu menjadi pengalaman
manis nan indah di hidupnya. Alhamdulillah, keberanian itu dalam keikhlasan,
bukan ketakutan akan kehilangan.
Sang
putri pun tak tahu apa-apa. Lugu terdiam. Sampai akhirnya putusan Rabb-Nya atas
pinangan pria lain itu datang. Mengabarkan bahwa penantian sang pemuda tidaklah
sia-sia. Sontak heran bercampur senang. Tak terpikirkan buah keberhasilan akan
didapatkan sang pemuda. Apa karena Allah memang teduhkan pemikirannya sampai
sang pemuda siap, tak ada yang dapat memastikannya. Tapi itulah yang terjadi.
Itulah yang takdir yang telah dibuat untuk pemuda itu. Bahwa akhirnya maksud
sang pemuda dan mimpi indahnya telah melangkah semakin nyata.
Berasal
dari persahabatan, melangkah menuju ikatan lebih erat nan mulia. Tak disangka,
tak dapat terbayangkan oleh keduanya. Untuk mereka pakaian atas diri yang lain.
Yang bersatu padu melangkah di jalan ilahi. Membentuk keluarga yang sakinah,
mawadah, warrahmah. Dengan tujuan untuk kembali dengan sebaik-sebaik mahluk
kepada-Nya. Dengan meninggalkan keturunan yang mencintai diri-Nya lebih dari
dunia-Nya.
Kejadian
demi kejadian telah direncanakan-Nya. Sang pemuda hanya dapat tersujud dengan
karunia yang tak sedikit. Terharu atas kemudahan-kemudahan yang tak ia
bayangkan. Inilah nikmatnya beribadah yang telah dijanjikan.
Dan
kini sang pemuda telah disatukan dengan sang putri dalam balutan pernikahan.
Dimana awal yang baru telah datang. Dimana tahapan-tahapan, capaian-capaian,
serta ujian-ujian akan hadir, menantang kuatnya iman. Badai-badai yang akan
terus menerpa dari luar, goncangan-goncangan yang akan menggetarkan dari dalam.
Semoga dilalui dengan tetap sakinah, mawaddah, warrahmah.
Salah
satu cerita tentang pemuda dan putri
dari jutaan cerita kehidupan lainnya di muka bumi. Menjadi salah satu
titik
untuk memahami makna kehidupan. Bahwa syukur itu indah dan manis. Bahwa
kesabaran dan keikhlasan sungguh berbuah manis. Kemanakah jalan yang akan kau
tuju. Jalan apa yang akan kau pilih. Wahai manusia yang mudah ingkar dan putus
asa akan janji-Nya, mengapa kau tak mulai mempercayai-Nya sebagaimana Dia
mempercayaimu atas kehidupan yang Dia berikan.
0 comments:
Posting Komentar