Sabtu, 31 Desember 2016

Notes80 : Satu Kisah

Malam hujan di penghujung tahun ini. Ku kabarkan tentang rasa syukur atas segala anugerah yang diberikan-Mu. Ku kabarkan rasa penyesalan serta permohonan ampun atas segala keburukan-keburakan yang tak mungkin datang dari-Mu. Dengan rasa hangat dan ketulusan memohon ridho dan keberkahan yang senantiasa menjaga diriku dan keluargaku. Hanya sebagai momentum untuk kembali bermimpi dan melukis sebuah tujuan dan perubahan. Sebagai hamba yang tengah berjalan di muka bumi yang mulai pudar. Menyongsong masa depan.

Demi waktu yang terus berputar tanpa henti, dimana sejarah terus berkembang. Kisah cinta itu nyata adanya. Walau cinta yang hakiki memang hanya untuk-Nya semata. Tapi cinta terhadap lawan jenis adalah nikmat yang Dia berikan dan tak bisa kita dustakan.

Yang tak kan mungkin terlupa. Terekam jelas di kedua mata. Terukir jelas di dalam pikiran. Dan hangatnya masih terasa di kulit yang semakin habis oleh waktu.

Menjadi seorang pemuda pendiam. Yang tidak mengumbar-ngumbar bukti ketertarikan akan lawan jenisnya itu tak mudah adanya. Karena nafsu dan bisikan-bisikan untuk mengambil langkah pintas namun penuh noda-noda tak sekali hadir dibenaknya. Suka dalam diam. Bertahan dari awal pandangan dan perkenalan. Sampai detik-detik yang sulit untuk dihitung. Seumur hidupnya tak pernah ia mencoba untuk menjalin kasih yang berujung zina. Kuatkan dan kuatkanlah selalu pendiriannya.

Ketika niatan lurus itu telah ditetapkan dalam hati. Sunnah rasul itu mulia. Tentang jalan meraih kebahagian yang halal dan tak baik untuk ditunda-tunda. Berbekal sujud di malam-malam sepi nan sahdu yang berisi do’a kepada Tuhannya. Bila jodohnya memang dekat, maka dekatkanlah padanya. Bila waktunya tepat dan kesiapannya masihlah kurang dimata manusia, maka semoga Allah cukupkan rezeki untuknya dari segala arah.

Bagaimana sang pencipta menjawab do’anya adalah sebuah cerita yang manis. Didekatkannya pemuda itu dengan wali wanita pujaannya dalam rekayasa yang unik dan tidak terduga-duga. Berawal dengan perkenalan dan pertemuan yang tak hanya sekali dengan sang ibu. Bahkan menjadi jalinan silaturahmi yang cukup kuat. Yang membuat pemuda terperangah dan bingung, apakah ini hanya sebuah kebetulan atau Tuhannya tengah menunjukan sebuah perkara yang mulia. Tentang jawaban sebuah do’a yang ia lantunkan.

Huznuzan pada-Nya, namun tak sedikit pikirannya terisi pertanyaan akan putusan Tuhannya yang Maha Pengasih dan Penyanyang. Dosa yang telah ia perbuat sangatlah banyak dan bisa menenggelamkan dirinya. Kepedihan akan kebodohan masa lalu seakan-akan tak percaya akan putusan-Nya yang tak sedikitpun merugikannya. Kemanakah rasa syukur tersembunyi ketika Allah secara tegas bertanya dan mengulang-ngulang tanya, “Nikmat tuhan kamu yang manakah lagi yang kamu dustakan?

Dengan berbekal niatan baik, mencoba mempererat tali silaturahmi terhadap sang ibu untuk dapat menjangkau tangan sang putri, akhirnya sang pemuda menyampaikan maksudnya yang tersembunyi. Dengan segala keputusan telah ia percayakan kepada Tuhannya yang Maha Adil. Keberanian itu tiba-tiba berkecamuk. Mungkin itu secuil panggilan jihad yang hadir di dalam dadanya.

Allah selalu memberikan kebaikan di atas kebaikan. Ketika itu sang putri ternyata tengah berproses dengan pria lain. Itulah kenyataan yang tak bisa terelakan, namun lega hati dirasa pemuda itu. Kisah cintanya yang dimulai dari diam dan akhirnya ia katakan secara jujur kepada sang ibu sudah membuatnya cukup dan bersyukur. Karena tahapan-tahapan ikhtiar telah ia coba selesaikan. Penat dalam dadanya telah selesai ia keluarkan bukan dalam bentuk suatu keburukan. Bagaimana akhirnya sudah tak begitu berarti. Karena hal baik yang ia peroleh dapat dia keluarkan dengan perlakuan yang baik . Dan itu menjadi pengalaman manis nan indah di hidupnya. Alhamdulillah, keberanian itu dalam keikhlasan, bukan ketakutan akan kehilangan.

Sang putri pun tak tahu apa-apa. Lugu terdiam. Sampai akhirnya putusan Rabb-Nya atas pinangan pria lain itu datang. Mengabarkan bahwa penantian sang pemuda tidaklah sia-sia. Sontak heran bercampur senang. Tak terpikirkan buah keberhasilan akan didapatkan sang pemuda. Apa karena Allah memang teduhkan pemikirannya sampai sang pemuda siap, tak ada yang dapat memastikannya. Tapi itulah yang terjadi. Itulah yang takdir yang telah dibuat untuk pemuda itu. Bahwa akhirnya maksud sang pemuda dan mimpi indahnya telah melangkah semakin nyata.

Berasal dari persahabatan, melangkah menuju ikatan lebih erat nan mulia. Tak disangka, tak dapat terbayangkan oleh keduanya. Untuk mereka pakaian atas diri yang lain. Yang bersatu padu melangkah di jalan ilahi. Membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, warrahmah. Dengan tujuan untuk kembali dengan sebaik-sebaik mahluk kepada-Nya. Dengan meninggalkan keturunan yang mencintai diri-Nya lebih dari dunia-Nya.

Kejadian demi kejadian telah direncanakan-Nya. Sang pemuda hanya dapat tersujud dengan karunia yang tak sedikit. Terharu atas kemudahan-kemudahan yang tak ia bayangkan. Inilah nikmatnya beribadah yang telah dijanjikan.

Dan kini sang pemuda telah disatukan dengan sang putri dalam balutan pernikahan. Dimana awal yang baru telah datang. Dimana tahapan-tahapan, capaian-capaian, serta ujian-ujian akan hadir, menantang kuatnya iman. Badai-badai yang akan terus menerpa dari luar, goncangan-goncangan yang akan menggetarkan dari dalam. Semoga dilalui dengan tetap sakinah, mawaddah, warrahmah.


Salah satu cerita tentang  pemuda dan putri dari jutaan cerita kehidupan lainnya di muka bumi. Menjadi salah satu 
titik untuk memahami makna kehidupan. Bahwa syukur itu indah dan manis. Bahwa kesabaran dan keikhlasan sungguh berbuah manis. Kemanakah jalan yang akan kau tuju. Jalan apa yang akan kau pilih. Wahai manusia yang mudah ingkar dan putus asa akan janji-Nya, mengapa kau tak mulai mempercayai-Nya sebagaimana Dia mempercayaimu atas kehidupan yang Dia berikan.

0 comments:

Posting Komentar

 
;