Tak
satupun yang berbeda antara malam ini dengan malam sebelumnya. Matahari masih
tertidur, bulan sedang malu-malunya bersembunyi dalam selimut awan, dan
bintang-bintang masih senang bertengger manis di tempatnya masing-masing. Yang berbeda
hanya terasa lebih ramai saja dengan banyaknya kembang api yang melesat dan
mewarnai langit gelap ini. Tak sedikit juga masyarakat yang masih terjaga
sampai waktu fajar. Tak begitu jelas apa yang mereka nantikan. Hanya sayup-sayup
terdengar teriakan menghitung mundur waktu menuju tengah malam.
Senang
sekali dengan hitung mundur menuju pergantian tahun. Namun tak sedikit yang
kadang lupa menghitung mundur waktunya di dunia. Akankah mentari esok masih dapat
kita lihat saat kita dibuat terlelap tidur. Atau memang terlalu sombong untuk
mengakui bahwa tubuh yang selama ini sedang dikenakan tak akan kembali menjadi
tanah.
Pagelaran
yang terasa sangat dimegah-megahkan tiap tahunnya. Tak pernah ada dasarnya
mengapa perayaan tersebut begitu spesial. Hanya momen luapan euforia yang
kembali membangkitkan kebiasaan untuk berlebih-lebihan dan sejatinya tidak
begitu pantas melihat kondisi sekitar yang masih serba kekurangan.
Tak
pernah ada yang melarang. Hanya menjadi sebuah kesia-siaan saja bila perayaan
hanya sebatas amalan-amalan kosong atau bahkan sebuah kemaksiatan yang
terlaknat sangat.
Apakakah
ini juga merupakan bukti kurangnya atau bahkan tidak rapatnya shaf yang
dikatakan seorang aktor yang melakoni seorang kyai dalam film semalam.
“Sesungguhnya Allah
menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shaff
: 4)
“Sungguh luruskanlah shaf
kalian, atau (jika tidak) Allah akan benar-benar menimbulkan perselisihan di
antara wajah-wajah kalian.” (HR Bukhari-Muslim)
Hikmah
yang telah dititipkan dalam berbagai kejadian demi kejadian dalam hidup kita
semoga tak kita hiraukan. Karena kebaikan selalu memiliki jalan untuk keluar
dalam lubang sesempit apapun. Mungkin juga menjadi momen pengingat dan merupakan
kesempatan untuk mengikat kembali silaturahmi yang sudah longgar.